Titiek Soeharto Minta Pemerintah Tindak Tegas Importir Nakal
- Viva.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id – Meski pemerintah telah membuka kran impor garam namun harga garam konsumsi di sejumlah pasar tradisional di Yogyakarta masih terbilang mahal yaitu di atas Rp9 ribu perkilogramnya.
Kejadian garam yang mahal seperti terjadi juga pada harga daging sapi yang melonjak beberapa tahun yang lalu dipastikan ada pihak-pihak yang mencari keuntungan tersendiri dan harus ditindak tegas.
"Ini kan permasalahan yang berulang-ulang harga dimainkan oleh pihak yang mencari keuntungan sendiri dan merugikan jutaan rakyat Indonesia," kata Siti Hediyati Hariyadi, Wakil Ketua Komisi IV saat reses di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa 8 Juli 2017.
Titiek Soeharto panggilan akrab dari Siti Hediyati Hariyadi ini mengatakan sudah tugas pemerintah untuk menindak tegas siapa saja importir yang bermain nakal. Apalagi Kementerian Kelautam dan Perikanan sudah memiliki data importir.
"Kenapa harus susah. Itu kan datanya jelas siapa yang cari untuk sendiri dan menyusahkan jutaan rakyat Indonesia. Proses hukum saja," komentarnya.
Putri Presiden RI kedua ini juga mengatakan lautan Indonesia dua per tiga dari luas Indonesia sehingga sangat memprihatinkan jika garam saja mengalami kelangkaan dan harganya melonjak tajam.
"Nah kalau panen garam petani kualitasmya buruk dan kalah bersaing dengan garam impor maka tugas pemerintah untuk memberikan teknologi dan juga permodalan," ujarnya.
Kondisi yang terjadi saat ini adalah harga garam petani yang masih rendah dan saat bersamaan garam impor digelontorkan ke pasar. Akibatnya petani merugi dan enggan memproduksi beras.
"Tata niaga garam juga harus diperhatikan oleh Kementerian terkait," tutur mantan istri Prabowo Subianto ini.