Bencana Kekeringan di Gunung Kidul Meluas

BPBD Gunungkidul kirim air bersih ke daerah yang kekeringan
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Daru Waskita (Yogyakarta)

VIVA.co.id – Bencana kekeringan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih semakin meluas. Bahkan data terakhir warga yang terpapar bencana tahunan saat musim kemarau ini melonjak mencapai 37.203 KK atau 132.681 jiwa dari sebelumnya yang hanya mencapai 46.000 jiwa.

"Sejauh ini BPBD hanya menangani 46.000 jiwa sedangkan sisanya belum ditangani. Mereka tersebar di delapan kecamatan dan 33 desa," kata Kepala Seksi Kegawatdaruratan BPBD Gunung Kidul, Sutaryono, Kamis 3 Agustus 2017.

Setiap hari BPBD Gunung Kidul mengirim 28 tangki air bersih. Untuk warga yang di luar BPBD, ditangani oleh masing-masing kecamatan. Karena kecamatan juga memiliki mobil tangki sendiri untuk penyaluran air bersih.

"Setiap hari ada pengiriman (droping) air bersih, sehingga warga yang berada di daerah sulit air bisa ditangani. Sasaran droping ini sudah dikoordinasikan mulai dari dusun, desa, kecamatan hingga sampai ke BPBD. Delapan kecamatan yang menjadi sasaran droping meliputi Rongkop, Paliyan, Panggang, Girisubo, Purwosari, Tepus, Tanjungsari dan Nglipar,” jelas Sutaryono.

Camat Purwosari, Sabarisman, menjelaskan untuk di Purwosari bantuan air dari kecamatan menyasar ke dua desa. Setiap hari kirim 5 tangki air bersih untuk 2.670 keluarga (KK) atau 8.900 jiwa, yang tersebar di tujuh belas dusun.

"Dua desa tersebut memang merupakan daerah yang paling kekeringan pada musim kemarau kali ini. Harapannya dengan droping itu mampu mengatasi kesulitan air bersih," katanya.

Bupati Gunung Kidul, Badingah, mengatakan kiriman air terus dilakukan pada musim kemarau kali ini. Penanganan air bersih itu, selain dari Pemerintah Daerah, juga ada bantuan dari luar. Kiriman yang masuk terus dipantau, agar benar dan tepat sasaran bagi warga yang mengalami kekeringan air bersih. (ren)