Kisah Mengerikan Dua Turis Mendaki Sinabung saat Meletus

Dua turis asing saat pose di puncak Gunung Sinabung.
Sumber :
  • Repro Instagram

VIVA.co.id – Dua turis asing membuat heboh Indonesia dengan aksi nekatnya mendaki ke puncak Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Saat pendakian dilakukan, gunung ini sedang dalam kondisi meletus.

Bahkan, keduanya nekat berdiri di bibir kawah letusan ketika Sinabung memuntahkan material letusan. Jarak antara kedua turis ini dengan pusat letusan sangat dekat.

Aksi keduanya, terungkap setelah rekaman video pendakian beredar di media sosial Instagram, yang diunggah turis itu dalam akun bernama Pixees.

Berdasarkan penelusuran VIVA.co.id, pada keterangan di video itu, kedua turis mengaku melakukan pendakian mengerikan itu pada 20 Juli 2017.

Pendaki nekat ini menyebut, pendakian ke puncak Sinabung merupakan sebuah pengalaman yang paling menakutkan dan tidak pantas ditiru oleh pendaki dan siapa pun juga.

Pendaki ini menceritakan, dalam pendakian itu, keduanya berhasil menginjakkan kaki di ketinggian 7700 kaki di Sinabung. Tempat di mana belum ada seorang manusia pun yang berhasil menggapai lokasi ini sejak Sinabung mulai meletus pada 2004.

Dalam keterangan yang ditulis dalam bahasa Inggris itu, pendaki ini mengatakan, untuk mendaki Sinabung dibutuhkan persiapan yang tak sembarangan.

"Kami peduli pada keselamatan dan kehidupan kami, banyak hal yang dipertimbangkan dan dipersiapkan sebelum mendaki," tulis Pixees.

Saat melakukan pendakian, kedua turis mengaku membawa alat pelacak, GPS, topeng debu, kacamata, semprotan air dan masker oksigen.

FOTO: Turis asing saat pose di puncak Gunung Sinabung.

Perjalanan pendaki dari kaki gunung hingga ke puncak dan kembali lagi, ditempuh selama 11 jam. "Dari matahari terbit sampai tenggelam," katanya.

Banyak sekali rintangan yang harus dihadapi, seperti awan panas, material letusan, dan medan yang vertikal. Bahkan, untuk bernapas pun sulit. Padahal pendakian belum mendekati puncak dan masih di sekitar bekas kawasan hutan yang telah hancur diterjang letusan Sinabung.

"Di salah satu lingkungan yang paling tidak bersahabat. Jalur lama telah tertutup dan semua berwarna putih. Hampir tak bisa diakses ," katanya.

Semakin mendekati puncak, medan yang ditempuh semakin sulit. Mereka mengaku harus melewati tebing-tebing vertikal dengan sudut kemiringan 50 derajat. Tebing merupakan bekas jalur lava dan material Sinabung.

Setelah mencapai puncak, pemandangan menakjubkan terhampar. Kawah letusan Sinabung menganga tepat di dekat mereka.

"Tak hanya asap hitam saja yang menyembur dari dalam lubang raksasa yang berada di belakang kami, tapi juga batuan yang terlempar karena tekanan dari dalam kawah. Letusan besar yang terdengar seperti meriam. Gunung berapi ini telah menjadi ketakutan tertinggi dan kebanggaan terbesar kami pada saat bersamaan," kata kedua turis ini.

Di akhir ceritanya, kedua pendaki yang salah satunya diduga bernama Affan Rizvi, menyatakan tidak mengetahui jika pendakian yang mereka lakukan merupakan kegiatan terlarang. 

Apalagi Sinabung masih berstatus awas sejak meletus dan menewaskan belasan orang. Tak seorang pun diperbolehkan masuk ke zona merah dalam radius 5 kilometer dari pusat letusan.

Dalam catatannya, kedua pendaki itu mengatakan, nekat mendaki karena memang tidak mendapatkan langsung larangan itu. 

"Pada saat mempublikasikan video, kami tidak tahu Sinabung dilarang. Ketika kami sampai di dasar gunung berapi (pada tanggal 20/07/17), tidak ada tanda peringatan, tidak ada gerbang, tidak ada penghalang, tidak ada kantor polisi, tidak ada daerah militer ... di pintu masuk "zona merah" . Tidak ada informasi tentang Google, dan tidak ada satupun penduduk desa yang memberitahukan bahwa kami membobol area yang dibatasi. Kami tidak tahu risikonya!

Dari informasi terakhir yang saya terima, saya menyadari bahwa Sinabung adalah daerah yang berbahaya, kita beruntung masih hidup ... ??Harap jangan memanjat gunung ini, Anda akan berakhir di penjara, atau Anda akan tersesat (tidak ada jalur! ), Luka parah atau parah."

Lihat video di berikut atau klik ini:

(ase)