Senyum Supari, Rumah Reot yang Disulap TNI

Senyum Supari, Rumah Reot yang Disulap TNITNI bergotong royong membangun rumah Supari, warga Dukuh Ndelik, Kelurahan Kalisegoro, Gununpati, Semarang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Pemandangan berbeda terlihat di sepanjang jalan Desa Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, siang itu. Warna-warni cat bernuansa hijau di ruas jalan elok dipandang. Kebersihan dan kerapian berpadu dengan pepohonan nan rindang.

Di sebuah lapangan, tepatnya depan kantor Balai Desa Kalisegoro, berdiri sejumlah tenda. Tenda-tenda berwarna hijau tua itu milik Tentara Nasional Indonesia (TNI). Terpampang gagah dan rapi sebuah tulisan berbunyi Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-99 tahun 2017.

Saban hari, tenda itu menjadi kantor sekretariat Komando Distrik Militer 0733/BS Semarang menjalankan program TMMD di Kalisegoro. Terhitung selama satu bulan, TNI menjadi tamu istimewa bagi ribuan warga. Beragam program dijalankan, mulai membangun akses jalan baru hingga perbaikan puluhan rumah tak layak huni (RTLH) bagi warga miskin.

Satu di antara warga yang merasakan manfaat besar TMMD adalah Supari (37 tahun), warga RT 03 RW 03 Dukuh Ndelik, Kalisegoro. Berkat TNI, impiannya memiliki rumah layak untuk keluarganya akhirnya terwujud.

"Sangat bersyukur sekali dengan bantuan TNI dan perangkat desa. Membangun rumah ini dulunya hanya impian. Tapi ini jadi kenyataan," ujar Supari ditemui VIVA co.id pada Rabu, 19 Juli 2017.

Selama puluhan tahun, Supari bersama sang ayah Supardi (65 tahun) dan dua anggota keluarga lain tinggal di gubuk reot dan nyaris ambruk. Jangankan membuat rumah baru, untuk makan sehari-hari saja mereka harus bersusah payah memeras keringat. Supari hanya bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan ayahnya Supardi hanya petani penggarap.

Perbaikan rumah Supari dilakukan dengan membongkar seratus persen rumah lama. Rumah baru dibangun berukuran 7x9 meter. Rumah dengan bahan bangunan batako itu dibangun dengan empat kamar tidur, ruang makan, dan kamar mandi.

Supari menyebut, sejak puluhan tahun keluarganya sedikit demi sedikit menabung demi mencicil bahan bangunan. Seperti kayu, batako hingga pasir. Mereka juga memelihara kambing untuk mewujudkan impian membuat rumah. Namun, kebutuhan itu belum mencukupi. Apalagi biaya tukang yang justru butuh biaya lebih.

Beruntung program TMMD menyasar desanya. Sampai akhirnya, gotong royong TNI dan warga dilakukan terus menerus. Supari bahkan tak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk tenaga membangun rumahnya hingga selesai.

"Targetnya satu bulan selesai. Ini sudah 70 persen. Beruntung sekali TNI membantu sampai selesai, karena untuk biaya tukang itu justru yang paling mahal," kata pria satu anak itu.

Lurah Kalisegoro, Sabar Tri Mulyono, mengatakan penerima program RTLH di desa yang ia pimpin menyasar 20 rumah warga miskin selama program TMMD. Sebelum dibangun, survei lebih dulu dilakukan baik TNI pembina desa, kelurahan hingga sang pemilik rumah.

"Paling parah memang rumah milik Supari ini. Dari semula bantuan hanya Rp10 juta. Tapi lewat sosialisasi terus menerus dan swadaya dibantu TNI akhirnya bisa dapat hampir Rp100 juta," kata Sabar.

Sabar mengaku, program TMMD sangat membantu warga desanya. Khususnya keterlibatan personel yang terus menerus menyumbangkan tenaganya bagi pembangunan rumah.

"Khusus RTLH, masing-masing rumah TNI terjunkan tujuh personel. Mereka akan menyelesaikan target pembangunan sampai selesai," katanya.

Akses jalan

Arti penting program TMMD di Desa Kalisegoro terasa untuk pembangunan infrastruktur jalan. Berkat TNI pula impian petani setempat memiliki akses jalan guna membawa hasil bumi kini terwujud. Hal itu setelah tentara dan warga membuat jalan baru untuk penghubung akses desa.

FOTO: TNI bersama warga Kelurahan Kalisegoro, Gunungpati, Semarang, membuka akses jalan baru. (VIVA.co.id/ Dwi Royanto)

Siang itu, puluhan personel TNI dibantu warga secara swadaya mengerjakan jalan baru sepanjang 200 meter dengan lebar empat meter di sisi kanan dan kiri. Pembukaan jalan baru juga dengan melibatkan satu alat berat untuk mengeruk gundukan tanah. Akses yang dibuka berada di Dusun Ndelik menuju kampung Nduwo, Desa Kalisegoro.

Awalnya, kata Sabar, jalan tembus yang akan dibuka sejauh 500 meter. Namun karena terbatasnya anggaran baru terealisasi 200 meter saja. Meski begitu, dia bersyukur lantaran warganya yang notabene pemilik tanah merelakan tanahnya dibangun jalan.

"Kesadaran warga di sini tinggi. Mereka rela tanahnya digunakan untuk fasilitas umum. Dibukanya jalan ini juga membuat mereka lebih mudah mengangkut hasil pertanian dan perkebunan," katanya.

Sujarno, seorang pemilik tanah, mengaku sejak awal memang ikhlas untuk menghibahkan tanahnya bagi kepentingan orang banyak. Baginya, hal kecil itu akan memberikan manfaat bagi anak cucunya kelak.

Menurut Komandan Koramil Gunungpati Semarang, Mayor (Kav) Triyono, target pembukaan jalan baru dijadwalkan selesai pada 2 Agustus 2017. Untuk akses jalan, akan dilakukan pavingisasi yang didukung penuh pasukannya setiap hari.

“Di Kalisegoro sendiri ada tiga titik pembuatan akses jalan baru. Kita lakukan bertahap. Tujuannya jelas, adanya akses jalan tentu masyarakat di sini bisa semakin sejahtera. Salah satunya untuk mengangkut hasil pertanian dan adanya hunian baru," kata Triyono.

TNI akan bahu-membahu bersama masyarakat sekitar untuk menyukseskan TMMD. Progaram TMMD di Kalisegoro melibatkan 148 personel, meliputi satuan Zipur, Sidam IV Diponegoro, Arhanudse, dan prajurit kavileri. Kekuatan ratusan personel pun kompak didukung penuh masyarakat dan perangkat desa setempat. (ase)