Ridwan Kamil: Lumrah Orang Tua Protes Penerimaan Siswa Baru
- Bandung.go.id
VIVA.co.id - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengakui masih ada orang tua yang memprotes hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2017.
Wali Kota menganggap protes itu lumrah dan akan terus terjadi karena bagian dari dinamika sosial. Lazimnya pula yang memprotes adalah orang tua yang anaknya tak lulus seleksi untuk masuk sekolah yang diinginkan.
"Orang yang tidak masuk pasti suka protes; menganggap tidak adil. Tapi ikuti Perwal (Peraturan Wali Kota) yang saya buat, selama ada jawaban atas problematika, dan tidak usah khawatir," kata Ridwan di Pendopo Kota Bandung pada Senin, 10 Juli 2017.
Kendati demikian, dia mengklaim jumlah protes itu menurun pada tahun 2017, meski Bandung sudah menyelenggarakan PPDB untuk sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.
"Saya amati dinamikanya sudah lebih baik; kasusnya menurun. Tapi, sampai kapan pun protes itu ada saja," ujarnya.
Dia mencontohkan ketika ada orang tua memprotes gara-gara anaknya tak diterima di satu sekolah. Padahal, Ridwan menceritakan, orang tua itu mengetahui salah satu prasyarat diterima adalah jarak dari rumah ke sekolah cukup dekat.
Wali Kota membenarkan itu memang salah satu prasyarat. Namun semua harus lebih dulu melalui seleksi kompetensi ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan pertimbangan jarak dekat dari rumah ke sekolah semata.
"Seolah-olah jarak dekat pasti diterima, padahal harus berkompetisi dulu. Jika ada sepuluh anak yang nilainya sama, faktor jaraklah yang memenangkan dia," ujarnya.
Wali Kota mengimbau seluruh unsur tetap profesional dalam melaksanakan PPDB dengan berpedoman pada Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 553/2017 tentang PPDB Kota Bandung.
"Jadi, hal-hal (yang diprotes) sebenarnya jika (aturan) dibaca dengan baik, tidak perlu terjadi dinamika. Tapi, insya Allah sudah lebih baik," katanya.