Gearbox Heli Basarnas Berbobot 300 Kilogram Dievakuasi

Personel Badan SAR Nasional melakukan proses evakuasi helikopter yang terjatuh di kawasan Gunung Butak Temanggung Jawa Tengah, Kamis (6/7/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Proses evakuasi bangkai helikopter milik Badan SAR Nasional yang terjatuh di lereng Gunung Butak Temanggung, Jawa Tengah, dilanjutkan Kamis, 6 Juli 2017.

Serpihan terakhir yang telah dibawa turun adalah gearbox berbobot 300 kilogram. Dengan susah payah, personel Basarnas menuruni lereng sejauh tujuh kilometer menuju posko utama di Desa Canggal, Kecamatan Candiroto.

Pengangkatan gearbox helikopter yang menewaskan delapan kru dan personel Basarnas itu memang bukan perkara mudah. Selain bobotnya yang berat, tim evakuasi harus memotong sejumlah serpihan agar bisa dibawa turun dengan mudah.

"Serpihan heli dibawa dengan dipanggul," ujar Humas Basarnas Jawa Tengah Zulhawary yang turut serta melakukan operasi evakuasi di Gunung Butak.

Komandan Kompi Basarnas Special Group (BSG) Charles Bakadir mengakui kondisi medan yang sulit memang menyulitkan tim evakuasi. Bahkan, dengan sudut kemiringan jalan yang mencapai 90 derajat memaksa tim harus senantiasa waspada agar tidak terjatuh di area jurang.

"Kami akan maksimalkan selesai hari ini. Tapi kalau terpaksa tidak selesai akan dilanjutkan besok pagi," ujar Charles.

FOTO: Personel Badan SAR Nasional melakukan proses evakuasi helikopter yang terjatuh di kawasan Gunung Butak Temanggung Jawa Tengah, Kamis (6/7/2017)/Dwi Royanto

Insiden jatuhnya helikopter Dhaupin HR 3602 milik Basarnas di Gunung Butak ini terjadi pada Minggu, 2 Juli 2017, sekira pukul 16.00 WIB. Helikopter yang ditumpangi delapan orang anggota Basarnas itu berangkat dari Gringsing dan hendak menuju kawasan Gunung Dieng untuk membantu proses evakuasi korban letusan Kawah Sileri.

Namun, sampai di langit Temanggung, yakni di atas Gunung Butak, helikopter oranye itu terbang rendah dan menabrak tebing gunung di tengah pekatnya kabut. Seluruh penumpang helikopter tersebut tak selamat dengan badan helikopter nyaris hancur.

Delapan korban tewas dalam peristiwa itu adalah empat kru helikopter dan empat penumpang yang merupakan tim rescue Basarnas. Seluruh korban masing-masing adalah Kapten Laut (P) Haryanto, Kapten Laut (P) Li Solihin, Serka Mpu Hari Marsono, Peltu LPU Budi Santoso, Muhammad Affandi, Nyoto Purwanto, Budi Resti, dan Catur.