Pesan Berantai Teroris Masuk Madura Hoax
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id – Pesan berantai yang menginformasikan adanya teroris masuk ke wilayah Madura, Jawa Timur, menyebar dari grup ke grup WhatsApp sepekan terakhir ini. Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin, menegaskan pesan berantai itu palsu alias hoax.
Pesan berantai itu menginformasikan adanya mahasiswa sebuah perguruan tinggi berinisial MAN asal Tanjung Raya Pontianak yang masuk ke kawasan Madura. Pesan itu terasa meyakinkan karena dibumbui kalimat A1 (informasi valid) dari anggota Datasemen Khusus 88 Antiteror dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Informasi diperoleh, pesan berantai itu sebetulnya telah muncul dari grup-grup media sosial dan WA sejak 2015 silam. Tetapi muncul lagi beberapa hari terakhir. "Hanya isu, omongan hoax," kata Kapolda Irjen Machfud di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 5 Juli 2017.
Mantan Kepala Divisi Teknologi Informasi Mabes Polri itu menegaskan, ada pergerakan teroris atau tidak, kewaspadaan ditingkatkan di seluruh kantor polisi di wilayah Jawa Timur. "Mako-mako di Kepolisian pasukannya sudah lengkap. Pasukan yang tidur-tidur akan disanksi," kata Machfud.
Dia memberi contoh penindakan yang dilakukan terhadap dua pria mencurigakan saat menumpang tidur di Markas Kepolisian Sektor Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, pada Selasa dini hari, 4 Juli 2017. Keduanya diamankan karena diketahui membawa senjata tajam.
Berdasarkan pengamatan VIVA.co.id, sejak Ramadan hingga sekarang penjagaan Markas Polda Jatim lebih ketat. Pasukan Brimob dan Sabhara bersenjata lengkap berjaga-jaga di tiga pintu masuk Polda, terutama di pintu masuk sisi selatan. Setiap pengendara masuk ditanya dan diperiksa barang bawaannya.
Kendati waspada, terang Machfud, Kepolisian tetap akan melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan secara baik, tanpa menampilkan sikap garang dan penuh selidik. "Jangan orang datang mau tanya, terus kita tunjukkan senjata," ujarnya. (ase)