PLTP Sarulla Dianggap Merugikan Warga

Sumber :

VIVAnews - Meski pengerjaan rencana eksplorasi panas bumi oleh Sarulla Operation Ltd (SOL) masih dalam tahap persiapan infrastruktur. Namun masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi berdirinya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla, mengaku telah dirugikan.
 
Kepala Desa Sibaganding Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara, Novadi Sitompul mengatakan sejak beroperasinya SOL pada Desember 2007 lalu telah menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat sekitar. Seperti halnya rusaknya lahan pertanian sayur milik masyarakat yang mati mendadak tanpa sebab pasti.
 
"Sebelum adanya perusahaan ini, per bulan masyarakat setidaknya mampu memanen sekitar 10 ribu ikat sayur. Tapi pasca masuknya perusahaan ini hasil pertanian masyarakat turun drastis," kata Novadi saat ditemui VIVAnews, Jumat, 14 November 2008.
 
Kerusakan berlangsung perlahan dan merambah satu per satu areal pertanian masyarakat. Ditandai dari tanaman yang menguning dan akhirnya mati dengan sendirinya. Meski tak tahu pasti penyebabnya, namun Novadi memperkirakan hal tersebut terjadi akibat lepasan gas yang menyebar di sekitar lahan pertanian.
 
Persoalan atas beroperasinya proyek panas bumi ini juga datang dari masyarakat asal luar kawaan eksplorasi. Kepala Desa Siborong-borong, Mauliate Sitompul mengatakan pengerjaan proyek persiapan pembangkit listrik ini merugikan masyarakat di desa mereka. Pasalnya pipa proyek diletakkan begitu saja di dalam parit warga. Akibatnya air parit berpindah ke badan jalan.
 
"Kekecewaan kami juga timbul sebab tidak satu pun warga yang diterima bekerja pada perusahaan ini. Malah perusahaan mengambil pekerja dari Pekanbaru Riau," keluh Mauliate.
 
Pembebasan lahan yang telah selesai dilakukan terhadap sekitar 45 hektar tanah masyarakat juga tidak dilakukan dengan nilai setimpal. Sebab warga hanya menerima ganti rugi sebesar Rp 5.600 per meter per segi. Sedangkan tanaman yang tumbuh di areal tersebut tidak diganti.
 
Laporan: Jalaluddin Ibrahim/ Sibolga