Penyerang Markas Polda Sumut Rencanakan Aksi dalam Sepekan
- VIVA.co.id/Putra Nasution
VIVA.co.id - Ardial Ramadhan dan Syawaludin Pakpahan, terduga teroris yang menyerang Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara, disebut merencanakan aksinya dalam sepekan terakhir.
"Sudah berapa lama? Hasil pemeriksaan (pelaku) merencanakan seminggu belakang ini," kata Kepala Polda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Polisi Rycko Amelza Dahniel, ketika ditemui wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan, pada Minggu malam, 25 Juni 2017.
Polisi telah menggeledah rumah Syawaludin di Jalan Pelajar Timur, Gang Kecil, Kota Medan. Aparat menemukan sejumlah barang bukti yang dianggap berkaitan dengan paham radikal,
"Ada dokumen tentang cara-cara melakukan serangan bunuh diri, termasuk beberapa buku untuk anak-anak tentang kisah perang. Ini kita dalami dan akan berkoordinasi dengan BNPT (Badan Nasional Pemberantasan Terorisme) karena ada doktrinisasi," kata Rycko.
Polisi juga mendapatkan sejumlah barang bukti berupa buku-buku, poster bergambar pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi, pelat pencetak, cakram VCD. Keluarga Syawaludin, di antaranya, istri dan keempat anaknya sudah diamankan Kepolisian.
"Ada hal yang menarik yang kita dapati. Kita menemukan sebilah pisau mirip dengan yang menyerang anggota kita. Pisaunya sama, mereknya sama, bentuknya sama, barunya pun sama," ujar jenderal bintang dua itu.
Diberitakan sebelumnya, dua orang menyerang pos penjagaan Markas Polda Sumatera Utara di Medan pada Minggu dini hari, 25 Juni 2017. Mereka sempat berkelahi dengan dua personel yang berjaga. Seorang polisi, Aiptu M. Sigalinging tewas diserang dengan senjata tajam.
Seorang pelaku, Ardial Ramadhan, warga Jalan Makmur, Medan, ditembak mati. Syawaludin Pakpahan ditembak pada bagian paha oleh polisi yang juga sedang berjaga di Markas Komando saat itu. (asp)