Rancak Masjid Gaek Sarat Filosofi Islam dan Adat Minangkabau

Masjid Tuo Kayu Jao di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA.co.id – Berniat berwisata sembari beribadah? Datanglah ke Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Sebuah kampung di sana memiliki masjid yang diklaim sebagai yang tertua di Sumatera Barat.

Rumah ibadah itu bernama Masjid Tuo Kayu Jao. Letaknya di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.

Meski belum ada bukti penelitian tentang tahun berapa masjid itu dibangun, sejumlah referensi menyebutkan bahwa Masjid Tuo Kayu Jao berdiri antara tahun 1549, 1567, dan 1599. Masjid itu membuktikan sejarah penyebaran Islam di Solok yang berkembang sejak abad ke-16.

Masjid Tuo Kayu Jao di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. (VIVA.co.id/Andri Mardiansyah)

Selain untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai itu dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan agama bagi masyarakat setempat, bahkan telah menjadi salah satu destinasi wisata di Solok. Soalnya lokasi Masjid memiliki pemandangan indah dan tak kalah dengan tempat wisata lain.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sudah menetapkan Masjid Tuo Kayu Jao sebagai salah satu cagar budaya yang dimiliki Ranah Minang. Diawasi langsung oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.

Sejak berdiri hingga kini, Masjid Tuo Kayu Jao mengalami beberapa kali pemugaran. Pemugaran dilakukan pada salah satu tiang dan atap ijuk karena telah lapuk. Meski telah dipugar beberapa kali, bentuk asli masjid gaek itu tetap dilestarikan dan dipertahankan.

Secara keseluruhan, Masjid Tuo Kayu Jao berarsitektur corak Minangkabau. Jumlah atapnya sebanyak tiga tingkat dan terbuat dari ijuk yang ditopang 27 tiang perlambang ninik mamak di tiga nagari sekitar. Selain itu, terdapat 13 jendela yang melambangkan jumlah rukun salat dan lima anak tangga yang melambangkan rukun Islam.

Masjid Tuo Kayu Jao di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. (VIVA.co.id/Andri Mardiansyah)

Menurut Mustamik, pengurus Masjid Tuo Kayu Jao, berdasarkan informasi turun-temurun, masjid itu dibangun secara gotong-royong pada 1567. Masyarakat di tiga nagari (desa), yakni Kayu Aro, Lubuk Selasih, dan Kayu Jao, secara swadaya menyumbang tenaga dan bahan bangunan agar masjid itu berdiri.

Banjir Bandang

Lokasi pembangunan masjid, kata Mustamik, awalnya di atas bukit, alih-alih di lokasi sekarang yang lebih rendah dibandingkan ruas jalan. Namun belum sempat dibangun di atas bukit, seluruh material kayu dihantam banjir bandang dan terseret hingga terkumpul di satu titik, yakni di titik saat ini.

Berdasarkan kesepakatan ninik mamak (tetua adat) dan tokoh ulama kala itu, disepakati pembangunan masjid di lokasi sekarang, yakni Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus. Area masjid adalah kawasan terbuka dan luas. Di sampingnya terdapat sungai kecil yang menambah asri suasana.

Sejak berdiri hingga kini, kata Mustamik, Masjid Kayu Jao selalu ramai dikunjungi jemaah dari kampung sekitar maupun luar Kabupaten Solok. Pengunjung dari luar tidak hanya memanfaatkan masjid itu sebagai tempat ibadah, tapi juga menghabiskan masa liburan, karena pemandangan sekitar yang indah dan hawa sejuk. (ren)