Jusuf Kalla Khawatir Indonesia Jadi Korban Konflik Filipina
- Dok. Setwapres RI
VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla khawatir Indonesia bisa menjadi korban akibat konflik berlatarbelakang separatisme yang saat ini terjadi antara militer Filipina dan kelompok Maute yang berafiliasi dengan ISIS di Kota Marawi, Pulau Mindanao, Filipina bagian selatan.
Militer Filipina saat ini sedang menggempur habis-habisan Maute, yang menduduki Marawi sejak 23 Mei 2017. Menurut JK, gempuran itu tak menutup kemungkinan membuat anggota kelompok Maute melarikan diri ke negara-negara tetangga Filipina, termasuk Indonesia yang merupakan tetangga terdekat.
Menurut JK, anggota yang melarikan diri itu selanjutnya bisa memberi pengaruh negatif di lokasi pelariannya, seperti menyebarkan paham separatis radikal yang ia anut serta memperbanyak pengikut.
"Kalau dia ada kelompok radikal, dicari di Indonesia, atau diburu di Indonesia, dia lari ke Filipina. Dan sebaliknya," ujar JK di sela-sela kunjungan kerja di Tokyo, Jepang, Senin, 5 Juni 2017, seperti dilansir dari laman Sekretariat Wakil Presiden RI.
JK berpandangan, Pemerintah Filipina bisa mengadaptasi langkah yang pernah dijalankan Pemerintah Indonesia saat menghadapi masalah separatisme Gerakan Aceh Merdeka(GAM) di Aceh pada periode tahun 2000.
Langkah itu adalah pemberian otonomi khusus kepada daerah yang memiliki aspirasi memisahkan diri. Namun, JK mengingatkan, pelaksanaannya kemudian diikuti langkah pemerintah pusat yang selalu mendengar aspirasi dari daerah yang sempat ingin memisahkan diri. Sehingga, ancaman separatisme berlatarbelakang paham radikal yang saat ini ada di Marawi, akhirnya menjadi tidak ada.
"Karena seperti yang saya selalu bicarakan, perdamaian itu seperti jual beli mobil. Membeli mobil, sama dengan teken perdamaian. Tapi setelah itu diikuti dengan after sales service, terus menerus, (didengar) apa masalahnya," ujar JK. (ren)