Satu Teroris Jaringan Filipina Diketahui Warga Sumbar
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA.co.id - Satu dari enam warga Indonesia yang menjadi buronan aparat Filipina diketahui sebagai warga Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dia adalah Al Ikhwan Yushel.
Ikhwan diduga jaringan kelompok teroris dan telah bergabung dengan milisi Maute yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan berupaya menguasai kota Marawi, Filipina.
Ikhwan merupakan warga Batunanggai, Kenagarian Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Agam. Pria berusia 26 tahun itu adalah putra ketiga pasangan suami-istri Yusri Malik dan Helmida.
Amirwan Yasmi (50), Kepala Jorong Batunanggai, membenarkan bahwa Ikhwan yang santer diberitakan terlibat jaringan teroris di Filipina itu merupakan salah satu warganya. "Dia dikenal sebagai sosok pemuda baik dan ramah," katanya ketika ditemui VIVA.co.id di rumahnya pada Jumat, 2 Juni 2017.
Sebelum pergi merantau dan meninggalkan kampung halaman, kata Amirwan, Ikhwan tahun lalu sempat mengurus KTP yang akan digunakan sebagai kelengkapan dokumen. Ikhwan kala itu hanya mengaku "mau merantau ke Jawa untuk mengadu nasib".
Mengenai dugaan keterlibatan sebagai salah satu teroris Filipina dan menjadi buronan aparat setempat, Amirwan tak menyangka sama sekali. Soalnya, selain baik, Ikhwan juga dikenal sosok pemuda yang taat beribadah. Tidak menunjukkan tanda-tanda seorang teroris.
"Saat ini, pihak keluarga terutama, sang ayah, sangat terpukul mendengar kabar dan berita dugaan keterlibatan Ikhwan dalam jaringan teroris Filipina," ujar Amirwan.
Informasi yang diterima Mabes Polri dari juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla, masih ada enam warga Indonesia yang bergabung dengan milisi Maute. Mereka sudah berafiliasi dengan ISIS dan menjadi buronan aparat Filipina.
Mabes Polri juga menerima informasi bahwa satu warga Indonesia, yakni Muhammad Ilham Syahputra, tewas dalam pertempuran di Marawi beberapa waktu lalu. (mus)