Warga Labuhanbatu 'Dihantui' Harimau Masuk Perkampungan
- REUTERS/Stefan Wermuth
VIVA.co.id – Masyarakat Dusun Kuala Indah, Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara, atau Labura, dihantui dengan suara meraung Harimau. Suara tersebut sangat jelas didengar di sekitar perkebunan warga.
Sebelumnya, warga sudah sadar dengan keberadaan hewan berbahasa latin Phantera Tigris Sumatrae itu, karena sudah menampakkan diri di perkebunan warga, dengan menerkam seekor bebek, Kamis lalu, 25 Mei 2017. Warga yang melihat peristiwa itu langsung menombak si belang hingga tewas.
Kasus ini membuat warga makin resah. Sudah dipastikan, dampaknya akan terjadi konflik antara masyarakat dengan satwa liar dilindungi itu.
"Seperti yang dilaporkan, ada warga yang berulang kali mendengar suara harimau di KM 8," ucap Kepala Dusun Kuala Indah, Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labura, Zulkarnain Munthe, Rabu 31 Mei 2017.
Zulkarnain menjelaskan, suara harimau selalu didengar oleh warga. Keberadaan harimau sangat dekat dengan aktivitas warga. Tetapi, belum ada kabar masyarakat yang diterkam oleh hewan buas itu. "Tadi malam masih ada yang dengar, lebih kurang 300 meter begitulah," tutur Zulkarnain.
Dampak terdengarnya suara harimau, membuat warga Dusun Kuala Indah dihantui rasa was-was dan ketakutan. Mereka merasa tak aman. "Warga cemas dan resah, ada sebagian yang enggak berani melakukan aktivitas kerja," ujar Zulkarnain.
Sementara itu, Wati, warga Dusun Kuala Indah, KM 8 menyatakan dirinya sangat takut. Yang membuat dirinya was-was adalah suara harimau terdengar berdekatan dengan rumah. "Takutlah, karena suaranya dari atas bukit dekat sini," katanya.
Wati meminta kepada pihak terkait seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut dengan pihak kepolisian mampu menghalau dan mengusir harimau kembali ke habitatnya. Keberadaan harimau yang tampak, diakibatkan semakin sempit habitatnya. Karena banyak hutan di sekitar dibabat untuk dijadikan lahan perkebunan.
Apalagim konflik kerap terjadi antara manusia dan harimau, yang menewaskan harimau seperti kejadian pekan lalu. Yang lebih menyedihkan, beberapa organ hewan langka dan dilindungi itu juga hilang. Mulai dari ujung ekor, kulit, bagian kelamin, buah zakar, kumis, dan kulit bagian kepala.
Untuk diketahui, populasi harimau Sumatera di Pulau Sumatera kini dalam status kritis dan nyaris punah. Diperkirakan tersisa 300-an harimau yang masih hidup di habitat aslinya.