Kapten Heru Bayu Korban Ledakan Meriam Natuna Dimakamkan
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA.co.id – Satu dari empat prajurit yang gugur akibat insiden dalam gladi bersih Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk Natuna, merupakan salah satu putra terbaik Ranah Minang. Dia adalah Kapten Arh Heru Bayu.
Kapten Arh Heru Bayu diketahui berasal dari Teluk Belibi, Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ia merupakan lulusan Akmil 2008 dengan jabatan terakhir Danraimer B Yonarhanud 1/1 Kostrad.
Diketahui, Kapten Arh Heru Bayu yang merupakan suami dari Yona Tristiana merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Kapten Arh Heru Bayu meninggalkan dua orang anak berumur 2,5 tahun dan 5 bulan.
Bahri, Ayah kandung Kapten Arh Heru Bayu mengatakan, ia mendapatkan informasi soal putra sulungnya yang menjadi korban ledakan meriam Giant Bow di Natuna dari istri almarhum.
"Kita dihubungi oleh istri Heru sekitar pukul 12.WIB siang kemarin (Rabu, 17/5/2017)," kata Bahri, Kamis, 18 Mei 2017.
Jenazah Heru Bayu, saat ini telah tiba di rumah duka pada pukul 01.00 WIB dini hari tadi. Berdasarkan pembicaraan dengan pihak TNI, Jenazah Heru Bayu direncanakan akan dimakamkan di siang ini di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa Lolong, Padang.
Sebelumnya, Informasi yang berhasil di himpun VIVA.co.id, jenazah Kapten Arh Heru Bayu tiba di Bandar Udara Internasional Minangkabau pada pukul 01.00 WIB menggunakan pesawat pesawat Jenis CN 295/A-2905 milik TNI AU dengan pilot Mayor Pnb Armin.
Hingga berita ini diturunkan, Makorem 032/Wirabraja belum memberikan keterangan secara resmi, baik soal kedatangan maupun rencana pemakaman jenazah Kapten Arh Heru Bahyu.
"Saya belum bisa memberikan keterangan resmi. Di samping harus berkoordinasi dengan pimpinan, posisi saya juga masih di luar kota," kata Kapenrem 032/Wirabraja, Kapten Hasran Harahap melalui sambungan ponsel.