Universitas Trisakti Gelar Peringatan Tragedi 98

Kericuhan di Universitas Trisakti.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha

VIVA.co.id - Universitas Trisakti menggelar kegiatan mengenang Tragedi Trisakti pada hari ini, Jumat, 12 Mei 2017. Menurut salah satu mahasiswa Universitas Trisakti, Yuda Wastu (21), kegiatan itu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Mahasiswa Fakultas Perminyakan Universitas Trisakti itu menuturkan, kegiatan kali ini akan terpusat di dalam kampus mereka yang terletak di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Meski begitu, ia mengakui tetap ada aksi di jalan yang akan dilakukan.

"Kayaknya enggak kayak tahun-tahun lalu (aksinya). Semua terpusat di kampus," kata Yuda kepada VIVA.co.id.

Hal senada disampaikan salah seorang panitia kegiatan mengenang Tragedi Trisakti 12 Mei tahun ini, Rikka Aditya (20). Rikka menyampaikan bahwa kegiatan hari ini dimulai dengan upacara, kemudian ziarah ke makam-makam para korban tragedi tersebut.

Lalu, siang ini, mereka akan mengadakan acara talkshow bersama beberapa orang yang pernah mengalami langsung tragedi 12 Mei 1998 silam. Setelah itu, barulah akan dilakukan aksi damai di sekeliling area kampus mereka.

Mereka akan berjalan keluar dari pintu kampus Trisakti di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat menuju ke pintu kampus Trisakti di Jalan S Parman.

"Ada acara pameran, ada talkshow dari mereka yang mengalami kejadian (tragedi 12 Mei 1998). Kegiatan di kampus. Pagi itu rutinan (upacara dan ziarah) setiap tahun. Dan ada aksi turun ke jalan, rencananya habis rangkaian talkshow, baru turun ke jalan," tutur Rakka.

Diperkirakan hampir seluruh mahasiswa akan mengikuti semua rangkaian kegiatan termasuk aksi damai. Kegiatan ini sendiri sudah berjalan sejak dua hari lalu, dan hari ini merupakan puncak peringatannya.

Sementara itu, Kapolsek Tanjung Duren, Komisaris Polisi Zaky Nasution, mengatakan bahwa kepolisian tentunya akan memberikan pengamanan pada peringatan Tragedi Trisakti yang akan dilakukan di Universitas Trisakti siang ini. Terkait aksi damai mereka, polisi pun akan memberikan pengawalan. Apalagi kampus pun meminta bantuan pada kepolisian agar aksi damai itu tak sampai disusupi provokator.

"Kami lakukan pengamanan-pengamanan ya, terutama pada saat mereka jalan keluar itu dari pihak kampus sendiri meminta dikasih pembatas. Supaya tak ada penyusup yang masuk, tak ada provokasi, dan tidak menggangu arus lalin. Tak ada penutupan jalan," kata Zaky.

Zaky pun membenarkan soal rencana aksi damai mereka yang hanya berjalan dari pintu kampus Trisakti di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat, menuju ke pintu kampus Trisakti di Jalan S Parman. Menurutnya, sejauh ini hanya anggota saja yang diturunkan ke lokasi. Namun, pihaknya juga telah menyiapkan kendaraan taktis seperti water canon untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kalau kendaraaan itu kami siapakan untuk antisipasi yang terburuk. Tapi, kalau sementara itu yang kami tampilkan anggota-anggota saja," kata Zaky.

Sembilan belas tahun yang lalu, tepatnya pada 12 Mei 1998, sebuah peristiwa kelam mewarnai sejarah perjalanan Indonesia. Aksi demo menuntut Presiden Soeharto mundur berubah menjadi kisruh. Aparat keamanan memukul mundur mahasiswa hingga ke kampus Universitas Trisaksi. Empat mahasiswa tewas tertembus peluru.

Mereka adalah Elang Mulia Lesmana (jurusan Arsitektur angkatan 1996), Hafidin Royan (jurusan Teknik Sipil anggkatan 1996), Hendriawan (jurusan Manajemen angkatan 1996), dan Heri Hartanto (jurusan Teknik Mesin angkatan 1996). Era reformasi Indonesia terwujud, salah satunya melalui darah mereka yang tumpah saat itu. (ase)