Wiranto Sebut Ada Kampus yang Disusupi Ajaran Sesat
- VIVA/Fajar GM
VIVA.co.id – Pemerintah menemukan sejumlah mahasiswa di perguruan tinggi di Indonesia mendapat ajaran sesat yang bisa membahayakan kesatuan negara Republik Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan ajaran di antaranya berupa perbandingan ideologi bangsa, Pancasila, dengan ideologi-ideologi lain.
Menurut Wiranto, jika diterima dengan sungguh-sungguh, bukan tak mungkin di masa depan, mahasiswa yang pandangan kebangsaannya telah dibengkokkan itu melakukan tindakan yang mengancam pemerintahan berupa makar.
"Ada satu dari masukan-masukan yang berbicara masalah ideologi negara. Padahal sudah kami pastikan dan sudah kami sampaikan bahwa Pancasila sebagai suatu ideologi negara untuk NKRI itu harga mati. Itu (Pancasila sebagai ideologi negara) kan sesuatu yang bukan hanya slogan, tetapi sesuatu yang sangat fundamental karena menjadi bagian dari Undang-undang Dasar yang disepakati bersama," ujar Wiranto usai berbicara di depan di Kementerian Koordinator Polhukam, Jakarta, Kamis, 4 Mei 2017.
Wiranto mengatakan, hal itu menjadi alasannya mengumpulkan para petinggi perguruan tinggi. Bagi dia, perguruan tinggi harus berperan membentengi mahasiswa dari ajaran yang bisa membahayakan kesatuan negara yang datangnya dari luar kampus.
Salah satu solusi yang dikaji adalah pemberian pemahaman kebangsaan secara intens kepada para mahasiswa. Pemahaman, bukan tidak mungkin diberikan dalam bentuk ceramah singkat yang durasinya antara lima hingga 10 menit oleh setiap dosen setiap kali mereka memulai kuliah mereka.
"Sebelum para dosen menyampaikan materi pelajarannya, ya lima sampai 10 menit bicara bagaimana masalah negeri ini yang dibangun, diwariskan, harus kita rawat. Dan harus kita sampaikan juga, masa depan bangsa ini ada di tangan mahasiswa yang merupakan generasi-generasi baru yang akan mengawal negeri ini," ujar Wiranto.
Wiranto meyakini hal kecil yang bila dilakukan secara berkesinambungan juga serentak di seluruh perguruan tinggi di Indonesia itu bisa menjadi penangkal ancaman disintegrasi bangsa. Ceramah singkat yang diterima mahasiswa diharapkan membentengi mereka dari ajaran-ajaran radikal yang bisa menghampiri mereka secara acak saat tidak tengah berada dalam kegiatan yang terkait akademik.
"Kalau itu terus disampaikan, ada kesadaran satu rasa memiliki negeri ini, satu kesadaran, ini masalah selesai. Masalah terjadi tatkala rasa memiliki negeri ini, suatu kesadaran rasa memiliki negeri ini, yang bukan dipaksakan. Tetapi karena keikhlasan, karena ada rasa cinta, rasa kasih sayang, buat negeri yang kita cintai, ini masalahnya selesai," ujar Wiranto. (ase)