KPK Siapkan 100 Saksi buat Terdakwa Korupsi Wali Kota Madiun
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id - Sidang perdana terdakwa Wali Kota Madiun, Bambang Irianto, digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa 11 April 2017. Dalam perkara korupsi proyek Pasar Besar ini, Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi, bahkan sampai menyiapkan 100 saksi.
Jaksa menuntut terdakwa Bambang dengan tiga dakwaan kumulatif, yakni 12 huruf i dan Pasal 12 huruf b Undang-undang Korupsi dan, atau Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang. "Didakwa tiga dakwaan sekaligus," kata jaksa KPK, Feby Dwiyandospendy.
Jaksa menjelaskan, terdakwa Bambang dinilai ikut melakukan gratifikasi dalam pelaksanaan proyek Pasar Besar Kota Madiun semasa menjabat Wali Kota. Pengerjaan proyek itu diserahkan, di antaranya kepada perusahaan milik anaknya. Terdakwa juga menyertakan modal pada proyek yang dilaksanakan pada 2009 itu.
Terdakwa, menurut jaksa, juga menerima hak retensi total Rp4 miliar, lima persen dari total nilai proyek. Terdakwa juga diduga menerima uang gratifikasi dari pejabat dan pengusaha Rp55,5 miliar selama menjabat Wali Kota Madiun tahun 2009-2016.
Uang haram itu, kemudian dibelikan terdakwa sejumlah barang dan aset, di antaranya rumah, tanah, emas batangan, dan saham perusahaan. Jaksa menyampaikan kepada hakim bahwa ada 450 saksi yang menguatkan dakwaan itu.
Tetapi, jaksa meminta kepada Majelis Hakim akan menghadirkan 100 saksi saja dalam persidangan. "Mohon, Yang Mulia, karena sebagian saksi ada yang juga menjadi saksi untuk tiga dakwaan, maka kami akan maksimalkan jadi seratus saksi," kata jaksa Feby.
Ketua Majelis Hakim, Unggul Warso Mukti, menyanggupi permintaan jaksa. Karena menimbang banyaknya jumlah saksi, hakim memutuskan sidang digelar dua kali dalam seminggu. "Sidang digelar setiap hari Selasa dan Jumat," katanya.
Pihak terdakwa tidak mengajukan nota keberatan, atau eksepsi atas dakwaan jaksa. Terdakwa setuju sidang langsung ke agenda pembuktian. "Pembelaan akan disampaikan langsung, saat pledoi (sidang agenda pembelaan)," kata Indra Priangkasa, penasihat hukum terdakwa Bambang. (asp)