Ciri-ciri Daerah Rawan Longsor
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap bencana alam terutama tanah longsor. Ciri-ciri daerah rawan longsor pun masyarakat harus paham.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, musibah tanah longsor tak dapat dipastikan waktunya akan terjadi.
"Hampir setiap kejadian alam, pasti ada tanda-tandanya sebelum kejadian. Longsoran dapat terjadi secara mendadak," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa 4 April 2017.
Sutopo mengatakan, ada beberapa ciri suatu daerah yang dianggap rawan longsor. Salah satunya yaitu daerah yang dikelilingi bukit.
"Seperti daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat. Selain itu, memiliki lapisan tanah yang tebal di atas lereng," lanjut Sutopo.
Selain itu, ciri selanjutnya suatu daerah rawan longsor yaitu sistem tata guna lahan yang kurang baik. Lalu, lereng sekitar perbukitan terbuka atau gundul. Kemudian, terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing.
Banyaknya mata air atau rembesan air di sekitar tebing disertai dengan longsoran kecil juga dapat menjadi ciri daerah tersebut rawan longsor.
"Ciri selanjutnya juga adanya aliran sungai di dasar lereng. Kemudian banyaknya pemotongan tebing untuk dibangun rumah atau jalan, juga jadi ciri daerah tersebut rawan longsor," ujarnya.
Selain menjelaskan mengenai ciri, Sutopo juga memberikan beberapa cara agar musibah tanah longsor dapat dicegah. Pertama, dengan menutup retakan pada atas tebing dengan material lempung.
Kedua, menanami lereng dengan tanaman dan memperbaiki tata guna lahan dan air. Ketiga, waspada terhadap mata air atau rembesan pada lereng.
"Keempat, waspada saat curah hujan yang tinggi pada waktu yang sama," katanya.