Gempa Tasikmalaya Terasa Hingga Garut, Ini Penjelasan BMKG
- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
VIVA.co.id – Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya pada Kamis, 23 Maret 2017. Hasil analisis update parameter gempa bumi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pukul 21.35.35 WIB dengan kekuatan 4,9 Skala Richter (SR).
Pusat gempa bumi terletak pada 8,16 LS dan 107,87 BT, tepatnya di cekungan busur muka (fore arc basin) Samudra Hindia selatan Jawa Barat, pada jarak 99 km arah barat daya Kota Tasikmalaya pada kedalaman 46 km.
Menurut Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, dari hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan yang dirasakan di Cimari, Bangbayang, Pameutingan, Karanganyar, Kelapagenep, Cijulang, Singaparna, Tasikmalaya, dan Garut. Semua dalam skala intensitas II SIG BMKG (II-III MMI).
Warga di pesisir pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya dilaporkan terkejut dan beberapa di antaranya berlarian keluar rumah akibat guncangan gempa bumi ini. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa bumi, namun warga yang merasakan gempa bumi mengaku cukup kaget dan khawatir ada gempa susulan.
"Memang kecil, tapi sangat terasa, kalau di sini ada yang keluar rumah karena takut gempanya berlanjut," ungkap Muhamad Dahlan, warga Kecamatan Banyuresmi Garut.
Gempa bumi di selatan Tasikmalaya ini merupakan jenis gempa bumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng. Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju 70 mm/tahun, mengalami deformasi/patahan batuan. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu penyesaran naik (thrust fault).
Masyarakat pesisir pantai selatan Jawa Barat diimbau agar tetap tenang, mengingat hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. (one)