Tangis Pilu Dua Warga Kendeng Tak Bisa Curhat ke Jokowi

Warga Kendeng menangis di dalam Istana Presiden
Sumber :
  • VIVA.co.id / Agus Rahmat

VIVA.co.id – Dua orang warga pegunungan Kendeng, Jawa Tengah menangis tersedu di dalam Istana Negara. Kedua warga itu adalah kakak beradik bernama Gunarti dan adiknya, Gunarto.

Saat itu, Presiden Joko Widodo mengundang Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rabu, 22 Maret 2017. Terlihat, keduanya juga ikut dengan menggunakan pakaian serba hitam dan topi caping. Kehadiran AMAN ini, karena Jokowi tidak bisa hadir pada kongres mereka beberapa hari lalu.

Usai pengarahan dari Presiden yang turut didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya serta Kepala Staf Presiden Teten Masduki, dilakukan sesi foto bersama. Bergantian pihak Paspampres mengatur para peserta AMAN ini, untuk berfoto dengan Presiden.

Dalam sesi foto juga ada Gunarti dan Gunarto. Mereka berdiri di pinggir kiri barisan foto. Usai berfoto, puluhan peserta AMAN ini berbaris untuk bergantian menyalami Presiden. Bahkan tidak jarang, di antara mereka langsung menyampaikan keluh kesahnya secara langsung.

Namun, saat sesi salaman itu kedua warga Pegungunan Kendeng itu tidak terlihat. Ternyata, mereka berada di balik tiang Istana Negara. Gunarti menangis tersedu, sembari memeluk adiknya. Hingga akhir sesi salaman dan Presiden Jokowi meninggalkan lokasi acara, keduanya tidak berhasil bertemu dengan orang nomor satu di Indonesia itu.

Dikonfirmasi hal tersebut, Gunarti yang matanya masih berkaca akibat menangis mengaku memang berharap bertemu Jokowi. Ia ingin berkeluh kesah dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu, mengenai nasib mereka akibat kebijakan eksploitasi Pegungungan Kendeng untuk semen PT Semen Indonesia.

"Harapan saya itu bisa ketemu dengan Pak Jokowi. Saya akan mengungkapkan yang jadi unek-unek saudara-saudara saya di Kendeng, yang sekarang lagi mengalami ancaman dan sampai kemarin kita melakukan aksi mengecor kaki itu," kata Gunarti.

Mereka berharap Jokowi bisa menyelesaikan persoalan mereka ini. Apalagi, sebagai kepala negara, mereka berharap ada solusi yang bagus dari Jokowi.

"Sebagai kepala negara bisakah bapak itu ya melihat anak-anaknya seperti ini, apa yang bisa dilakukan Pak Jokowi," kata dia.

Saat ini, masyarakat Kendeng masih melakukan aksi semen kaki untuk menolak eksploitasi pegungungan yang menurut mereka merusak lingkungan dan lahan pertanian. Usai bertemu KSP, pihak Semen Indonesia sudah menghentikan sementara operasinya, hingga Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ke luar.