Relawan Ingin Perjuangkan Hak Kepahlawanan Tan Malaka
- Antara/ Arief Priyono
VIVA.co.id – Puncak prosesi pemakaman ulang jasad Tan Malaka pada 12 hingga 15 April 2017, akan digelar penganugerahan kepada sejumlah tokoh dan kerabat yang banyak berperan dalam perpindahan makam Tan Malaka dari Kediri, Jawa Timur, ke kampung halamannya di Pandam Gadang, Nagari Suliki, Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, yang sekaligus penggagas pemindahan makam Tan Malaka, mengatakan anugerah tersebut merupakan bentuk penghargaan kepada sejumlah tokoh yang berperan aktif dalam pergerakan perpindahan makam Tan Malaka dari Kediri.
Untuk anugerah Bintang Mahaputra Tan Malaka akan diberikan kepada sejumlah tokoh yang mewakili institusi dan para relawan yang ikut terlibat secara langsung dalam upaya proses pemindahan makam Tan Malaka.
Sementara untuk anugerah Bintang Kerabat Tan Malaka, akan diberikan kepada tokoh dari Kerajaan atau Kesultanan Nusantara, di mana dulu merupakan tempat yang pernah disinggahi dan dijadikan basis perjuangan Tan Malaka.
"Itu merupakan bentuk penghargaan kepada sejumlah tokoh yang kita anggap memberikan kontribusi atas upaya pemindahan makam Tan Malaka dari Kediri. Karena perjuangan untuk memindahkan makam tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan proses yang panjang," kata Ferizal Ridwan melalui sambungan Seluler, Rabu, 22 Maret 2017.
Selain memberikan dua anugerah, pihaknya juga akan menyambut kunjungan dari kerajaan dan kesultanan dari Nusantara, termasuk juga kunjungan tamu dari Negara Malaysia dan Singapura.
Barulah kemudian prosesi puncak dilaksanakan. Terlebih dahulu dimulai dengan prosesi doa dan zikir bersama di area halaman rumah Gadang Tan Malaka, yang juga merupakan lokasi makam Tan yang baru.
Ferizal berharap, pemindahan makam Tan Malaka dapat menjadi bagian dari sejarah baru Indonesia, serta dapat memotivasi generasi muda untuk tetap berjuang dan meneruskan cita-cita yang selama ini diperjuangkan oleh Tan Malaka, yakni 'Merdeka 100 persen'.
Namun, yang menjadi pekerjaan rumah dan tak kalah berat dari pemindahan makam ini adalah meyakinkan kepada generasi muda tentang sosok Tan Malaka yang sesungguhnya. Ferizal menyadari Tan Malaka selama ini dianggap sebagai tokoh komunis yang tak pantas ditiru jejaknya.
"Kami juga berusaha agar hak kepahlawanan Tan Malaka semestinya dapat diberikan pemerintah sebagaimana hak-hak pahlawan yang lainnya," ujar Ferizal.
Sebelumnya, pasca ditemukan dan dipastikan salah satu makam yang ada di Selopanggung merupakan makam Tan Malaka, para relawan yang tergabung dalam Tan Malaka Institute dan Yayasan Peduli Perjuangan (YPP) PDRI, melakukan upaya pemindahan makam tersebut.
Sejumlah langkah dan upaya dilakukan, namun Tim hanya mampu membawa pulang bongkahan tanah makam Ibrahim Datuk Tan Malaka. Walau berupa bongkahan tanah, sejumlah tokoh adat dan agama menilai hal tersebut sudah melengkapi syarat perpindahan sebuah makam.
Yang terpenting, dengan ditemukan serta dipindahkan makam Tan Malaka ke kampung halamannya, maka di kemudian hari pemindahan Sako atau Gelar Datuk Tan Malaka serta merta dapat dilaksanakan secara sempurna, sesuai dengan tatanan adat istiadat yang berlaku. (ase)