Korban Haji Paspor Filipina asal Sulsel Tagih Janji Gubernur
- VIVA.co.id/Yasir
VIVA.co.id - Enam warga Kabupaten Barru menemui Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu'mang, di Makassar pada Selasa, 14 Maret 2017. Mereka para korban penipuan haji dengan modus memanfaatkan kuota haji Filipina dan paspor negara itu.
Keenam orang itu menemui Wakil Gubernur untuk meminta kejelasan tentang pernyataan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, yang menjanjikan kepada mereka untuk diberangkatkan haji tahun 2017.
"Waktu kami dijemput di Bandara (Sultan Hasanuddin, Makassar) tahun lalu, Pak Gubernur menjanjikan kalau kami akan diberangkatkan tahun ini. Kita mau tanya kejelasannya," kata Hujriah Rahayu (28 tahun), seorang korban jemaah haji Filipina sebagai juru bicara para korban.
Menurut Rahayu, jika harus mendaftarkan melalui jalur reguler untuk berangkat haji, ibunya yang sudah berumur 71 tahun kemungkinan tidak akan mampu lagi berangkat haji. Begitu juga beberapa korban lain yang berasal dari Barru.
"Apalagi kami dapat informasi kalau kuota haji di Sulsel bertambah, setelah Indonesia mendapatkan penambahan jumlah kuota jemaah haji," katanya.
Wakil Gubernur mengaku tidak dapat memenuhi permintaan para korban. Alasannya, Pemerintah Provinsi tidak dapat mengintervensi jumlah kuota haji untuk Sulsel.
"Pemerintah mau membantu, tapi persoalan kuota kita tidak bisa intervensi. 183 ribu warga Sulsel sudah masuk dalam daftar tunggu. Kita tidak bisa ganggu itu," katanya.
"Sistem sudah tidak bisa diatur-atur, meskipun ada kuota tambahan," ujarnya.
Dia hanya menyarankan para korban menuntut perusahaan biro perjalanan haji yang mengurus mereka hingga telantar di Filipina. Perusahaan itu diminta juga mengembalikan uang milik para korban.
Beberapa korban penipuan haji Filipina mayoritas membayar Rp150 juta. Mereka diiming-imingi dapat berangkat haji lebih cepat ketimbang melalui agen travel resmi.
Ratusan orang
Pada Agustus 2017, sebanyak 177 jemaah calon haji asal Indonesia ditangkap aparat Filipina karena menggunakan dokumen palsu untuk menggunakan kuota haji negara itu.
Awalnya para petugas Bandara Internasional Manila menemukan sejumlah penumpang tujuan Jeddah ýang paspornya mencurigakan. Setelah diperiksa, mereka terbukti menggunakan paspor palsu yang dibuatkan sindikat penipuan asal Filipina. (one)