Markas Polda Jabar Sudah Disurvei Jaringan Teroris

Aparat Polrestabes Bandung menggeledah rumah Soleh alias Gungun, seorang terduga teroris, di Jalan Jamika, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 13 Maret 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dede Idrus

VIVA.co.id - Markas Polda Jawa Barat di Kota Bandung dan Markas Densus 88 Antiteror di Jakarta disebut menjadi target peledakan bom jaringan teroris.

Perihal itu terungkap berdasarkan pemeriksaan Agus alias Agus Muslim alias Abu Muslim (29 tahun), seorang tersangka teroris yang ditangkap di Kota Bandung, pada Selasa, 7 Maret 2017. Agus disangka berperan sebagai perakit bom berjenis panci yang diledakkan Yayat Cahdiyat di Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, pada Senin, 27 Februari 2017.

Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus, jaringan Agus dan Yayat bahkan sudah survei dua lokasi itu.

"Jaringan teroris ini sudah survei untuk melakukan aksi pengeboman ke Markas Polda Jabar. Selain itu ke Markas Densus (Densus 88 Antiteror)," kata Yusri saat dihubungi pada Senin, 13 Maret 2017.

Target utama itu diketahui berdasarkan temuan barang bukti hasil penggeledahan di rumah Agus. "Ada denah atau sketsa Mapolda Jabar. Dia keterlibatannya sebagai pembuat bom dengan Yayat yang meledak di Cicendo," katanya.

Bahkan, Agus dipersiapkan sebagai eksekutor alias pengantin peledakan bom. "Kami temukan satu rangkaian bom TATP Paralel di dalam tas pinggang dengan menggunakan power baterai ABC 9 volt. Benda itu untuk bom bunuh diri," katanya.

Jaringan lain

Polisi menggeledah rumah Soleh Abdurahman alias Gungun alias Abu Fursan, seorang terduga teroris, di kawasan Jalan Jamika, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin. Soleh dicurigai berperan mendanai Yayat Cahdiyat, pelaku utama peledakan bom panci itu.

Soleh ditangkap di Bandung pada 9 Maret 2017, namun polisi baru menggeledah rumahnya. Aparat membawa dua istri Soleh dalam penggeledahan itu.

Menurut Suhendra, Ketua RT setempat yang ikut menyaksikan penggeledahan itu, dua istri Soleh sama-sama bernama Fitri, meski tak disebut nama lengkapnya. Istri pertama, katanya, sudah lama bermukim di sana bersama suaminya. Sedangkan istri keduanya baru menghuni rumah itu selama dua bulan terakhir.

Polisi menyita beberapa benda dari rumah Soleh, di antaranya, sepucuk senapan angin yang dipajang di kamarnya. "Kalau bahan peledak, saya enggak tahu. Saya lihat enggak ada barang yang berbahaya di rumah Soleh," kata Suhendra.

Saeful (32 tahun), tetangga Soleh, mengatakan bahwa pria yang ditangkap Densus 88 itu sebenarnya sudah dua tahun bermukim di sana. Namun dia sebelumnya mengontrak rumah di daerah lain meski tak jauh dari rumah sekarang.

Soleh, kata Saeful, berprofesi sebagai agen penjual susu murni. Soleh mendapatkan pasokan susu dari kawasan Cisarua, Bogor, lalu dijual ke sejumlah pengecer di Bandung. (one)