Ini Dugaan Polisi Terkait Ledakan di SPBU Maros
- VIVA.co.id/Muhammad Yasir
VIVA.co.id – Melalui rekaman CCTV, pihak kepolisian Polres Maros menduga pemicu ledakan yang terjadi pada tangki penampungan bahan bakar minyak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 74 905 15, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros berasal dari percikan api tabung oksigen.
Menurut Kepala Satuan Reskrim Polres Maros, AKP Jufri Natsir, sebelum terjadi ledakan, Abdul Razak (44), satu dari delapan orang pekerja SPBU, masuk ke dalam tangki menggunakan tabung oksigen. Tujuannya sebagai alat bantu pernapasan ketika berada di dalam tangki untuk melakukan pembersihan.
"Tabung oksigen itu digendong layaknya seorang penyelam. Ditaruh di belakang," kata AKP Jufri kepada VIVA.co.id, Rabu, 8 Maret 2017.
Usai melakukan pembersihan, Abdul Razak pun hendak keluar dari tangki tersebut. Diduga, ketika ingin keluar, tabung oksigen bergesekan dengan bibir pintu tangki yang mengakibatkan timbulnya percikan api.
Ledakan pun terjadi, mengakibatkan Abdul Razak terjatuh dan kembali masuk ke dalam tangki. Hasil pemeriksaan, Abdul Razak mengalami luka bakar 90 persen, mulai dari sekujur tubuh dan wajah.
“Diduga terjadi gesekan pada tabung gas yang dipanggul Abdul Razak itu sehingga menimbulkan percikan api dan terjadilah ledakan. Dia pun menjadi korban dengan luka yang cukup parah," ujarnya.
Lebih lanjut, Jufri mengatakan, pekerja lain yang berada di dekat pintu tangki pun terkena ledakan. Selain Abdul Razak, tiga pekerja lainnya, Andi Makkulau, (28), Riko Tendean, (40) dan Jamaluddin, (30) juga mengalami luka bakar serius.
"Korban lainnya terkena semburan api. Tiga tampak terlempar akibat ledakan, sementara empat sisanya tampak masih bisa melarikan diri. Abdul Razak jatuh, masuk ke dalam tangki," ucap Jufri.
Peristiwa ledakan itu sendiri sekitar pukul 19.15 WITA, Selasa, 7 Maret 2017.
Total ada delapan karyawan SPBU menjadi korban ledakan. Delapan karyawan yang menjadi korban yakni Abdul Razak (44), Riko Tendean (40), Jamaluddin (30), Makkulau (28), Sunardi (18), Firman (20), Rizal (19), dan Suardi (22).
Kondisi terakhir para korban, dua dari empat orang yang dirawat di RS Salewangang, Maros, sudah diperbolehkan pulang, yakni Rizal dan Firman.
Sementara empat korban lainnya, yaitu Razak, Andi Makkulau, Riko Tendean dan Jamaluddin yang dirujuk ke RS Wahidin Makassar, kondisinya masih kritis dan harus menjalani operasi.