Kunjungan Raja Salman, Momentum Peningkatan Hubungan Ekonomi

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.

VIVA.co.id – Kunjungan Raja Salman bin Abdul Aziz beserta 1500 rombongan ke Indonesia pada bulan Maret ini, mengundang perhatian luas dari berbagai elemen, baik di dalam maupun luar negeri.

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon memandang kunjungan Raja Salman ke Indonesia sebagai sebuah peristiwa diplomatik penting bagi peningkatan hubungan kedua negara, baik secara politik, ekonomi, budaya, dan keagamaan.

Dalam keterangannya di Jakarta, Senin 27 Februari 2017 Fadli Zon melihat kunjungan pertama Raja Arab Saudi dalam 47 tahun terakhir ini, membawa misi diplomasi ekonomi yang sangat positif bagi Indonesia.

"Kita tahu bahwa sejak 2016 Arab Saudi giat melakukan diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungannya terhadap sektor migas. Salah satunya yakni dengan aktif melakukan kerjasama investasi," ujarnya.

Di tengah hubungan yang kurang hangat dengan negara-negara barat, yang dipicu oleh kebijakan diskriminatif AS terhadap negara timur tengah, Asia menjadi pilihan destinasi utama bagi investasi Arab Saudi. Itulah mengapa Arab Saudi agresif melakukan pendekatan investasi ke China, Jepang, Malaysia, dan juga Indonesia.

"Peluang ini harus kita tangkap untuk kepentingan nasional kita," kata Pimpinan DPR Korpolkam ini.

Dalam konteks tersebut, Fadli Zon juga melihat Indonesia memiliki posisi khusus di mata Arab Saudi. Selain karena Asia, Indonesia juga merupakan negara muslim anggota G20 bersama Arab Saudi dan Turki. Kondisi ini yang  membuat Indonesia semakin strategis bagi investasi Arab Saudi.

Politisi Gerindra ini sangat berharap agar momentum kunjungan Raja Salman ini benar-benar dioptimalkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendetailkan semua agenda kerjasama ekonomi yang akan dijalin. Sebab kita tahu bahwa sebelumnya kedua negara juga sudah melakukan perbincangan intensif sejak 2015 tentang rencana mega investasi Arab Saudi di Indonesia. Baik itu di bidang energi, perumahan murah dan pariwisata. Sehingga, pertemuan kedua negara nanti harus lebih fokus pada hal-hal konkrit. Jangan sampai kerjasama berhenti pada MoU saja, tapi tak ada realisasi. " Kita harus tahu apa yang kita inginkan dari Arab Saudi," ia menegaskan.

Pertemuan kali ini, tambah Fadli,  harus ada bobot lebih. Jangan sampai berakhir seremonial saja. Meski akan fokus pada isu ekonomi, ia melihat momen ini juga penting untuk meningkatkan pelayanan bagi jamaah haji dan umrah Indonesia, serta perlindungan TKI di Arab Saudi.

"Pemerintah harus memastikan situasi kondusif dari ancaman keamanan atau bentuk gangguan lainnya," katanya. (webtorial)