Demi Memasok Narkoba, Pengunjung Lapas Lakukan Berbagai Cara

Pengedar narkoba yang kedapatan bertransaksi dengan tahanan usai sidang di Pengadilan Negeri Kota Bandung Jawa Barat, Rabu (1/2/2017)/Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Suparman

VIVA.co.id – Peredaran narkoba di dalam penjara masih marak. Meski di dalam tahanan, napi kerap berusaha agar bisa menyelundupkan narkoba dengan berbagai cara.

Menurut Sekretaris Ditjen Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, pihaknya menemukan beragam kasus yang berupaya memasukkan narkoba ke dalam lapas. Sri menceritakan kasus berbeda dari beberapa lapas. Di Lapas Binjai, pada 15 Januari 2017, petugas berhasil menggagalkan satu paket ganja, dua paket sabu dan uang sebesar Rp4.050.000.  

Sri juga membeberkan keterlibatan warga yang tinggal di lapas dalam jaringan narkoba di dalam lapas. "Sebab, keesokan harinya yaitu Senin, 16 Januari 2017, petugas Lapas Binjai menemukan satu paket ganja yang dilemparkan dari luar lapas," katanya.

Tidak hanya itu sepanjang Januari, Ditjen Pemasyarakat juga mendapatkan laporan dari Lapas Semarang. Dari hasil razia, petugas mendapatkan enam paket narkoba jenis sabu yang diselundupkan ke dalam bungkus rokok dari kiriman pengunjung yang ingin membesuk napi. Kasus sama terjadi juga Lapas Banjarmasin dengan temuan 200 butir pil zenith pada saat kunjungan berlangsung.

"Lapas Jambi juga berhasil menemukan narkoba jenis sabu yang disembunyikan oleh pengunjung wanita di balik baju yang dikenakannya," kata Sri. 

Sri menambahkan, temuan lain adalah di Lapas Pekalongan. Pihaknya berhasil menggagalkan narkoba dari pengunjung melalui kacang kulit yang telah dikupas dan diganti isinya dengan narkoba. "Ada narkoba sebanyak 13 ekstasi dan 11 paket sabu yang diselundupkan," ujar dia.

Dari berbagai kasus, Sri pun tak menampik kasus-kasus seperti ini terus terjadi ditemukan di dalam lapas. Ia menilai, banyaknya kasus penyelundupan narkoba bukan hanya disebabkan oleh minimnya pengawasan melainkan berbagai modus terus dilakukan dari pihak luar untuk memasukkan narkoba ke dalam.

"Ada oknum yang mengotori semangaat kita semua. Oknum bisa dari internal, narapidana atau pun masyarakat. Stigma negatif masyarakat, dijadikan sebagai pendongkrak semangat untuk tetap membuktikan dedikasi sebagai pembina narapidana." (mus)