Penjelasan Badan Geologi Soal Amblasnya Jalan di Kuningan

Jalan nasional Kabupaten Cirebon-Kabupaten Kuningan terputus akibat longsor
Sumber :
  • VIVA/Suparman

VIVA.co.id – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, longasornya jalan nasional penghubung Kabupaten Kuningan-Majalengka Jawa Barat, disebabkan karakter tanah gembur yang dipicu dengan meningkatnya pasokan air hujan.

Kepala Sub Bidang Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Agus Budianto menjelaskan, bahwa tanah di kawasan badan jalan menjadi sarang air karena dalam posisi kemiringan.

"Sifat fisik tanah timbunan pada badan jalan kurang padat, gembur, sarang dan jenuh air menumpang, menyebabkan badan jalan tidak stabil dan mudah bergerak," kata Agus, Jumat 24 Februari 2017.

Selain itu, badan tanah berada dalam kemiringan lereng 15-20 derajat. Sedangkan pada bagian bawah, merupakan tebing lembah dengan kemiringan 20 sampai dengan 30 derajat. "Kemiringan lereng tebing jalan yang curam, menyebabkan badan jalan tidak stabil dan mudah bergerak," ujarnya menambahkan.

Agus mengatakan, ambruknya jalan juga disebabkan konstruksi badan jalan yang tidak sanggup lagi menanggung beban volume kendaraan yang melintas. Ditambah lagi retakan pada permukaan jalan yang berlangsung lama terutama pada sisi jalan, sehingga mempercepat infiltrasi air permukaan ke dalam tanah pada tubuh jalan

Sementara itu, ketersediaan gorong-gorong pada kontruksi jalan dinilai tidak memadai untuk menyeimbangkan daya tahan konstruksi dengan karakter tanah. "Diameter saluran pembuang (gorong-gorong) di bawah badan jalan yang terlalu kecil dan tersumbat," ujarnya menerangkan.

Diwartakan sebelumnya, Jalan nasional Kabupaten Cirebon-Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terputus akibat longsor yang terjadi di Desa Kawah Manuk, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Imbasnya, arus lalu lintas dari Cirebon-Kuningan menuju Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya dan Majalengka lumpuh. "Longsor sekitar pukul 06.20 WIB. Pengendara yang hendak melintasi jalur tersebut disarankan menggunakan jalur alternatif," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Jawa Barat, Budi Budiman kepada VIVA.co.id.

Budi memastikan, jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan segala jenis. Apalagi untuk kendaraan truk besar. Jalur alternatif yang disarankan adalah dari Kabupaten Kuningan-Cirebon dengan tujuan Cikijing Majalengka atau Ciamis, bisa melintasi jalur Desa Jagara, Desa Sakerta Timur dan Sakerta Barat.

"Bisa juga Desa Sukarasa, Desa Cipasung. Begitu juga sebaliknya. Bisa juga melintasi Desa Parung, Desa Gunung Sirah, Cipulus Cikijing," ujarnya. (mus)