Isu Cabai China dan India Berpengawet Beredar di Jawa Timur
- ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
VIVA.co.id – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya, Jawa Timur, melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah cabai asal China dan India Timur yang dikabarkan menggunakan zat pewarna dan pengawet.
Sementara ini, dari observasi di lapangan terhadap sejumlah cabai impor itu, memang diduga terlihat mengandung rhodamin atau pewarna dan formalin. Meski begitu, BPOM memastikan akan menguji kembali hal itu dengan sejumlah sampel di pasar tradisional.
Hasil uji itu direncanakan akan bisa dilihat pada hari ini, Jumat, 24 Februari 2017. "Jika salah satu unsur saja ditemukan, BBPOM akan merekomendasikan kepada Disperindag untuk mengambil tindakan," kata Kepala BBPOM Surabaya, Retno Kurpaningsih, Kamis, 23 Februari 2017.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Ardi Prasetiawan, mengakui bahwa sekarang marak beredar cabai dari China dan India di pasar tradisional Jawa Timur. Di Tulungagung misalnya, ditemukan cabai impor beredar sebanyak 4 sampai 5 ton.
"Kami juga temukan (cabai impor) di Sidoarjo dan Blitar, juga di beberapa daerah lain di Jawa Timur. Hasil investigasi kami, jumlahnya banyak," ujar Ardi.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, juga memastikan agar dugaan itu diteliti lebih lanjut. Ia pun mengaku akan mengambil tindakan tegas jika memang terbukti.
"Cabai ini sebetulnya sudah memenuhi persyaratan uji di negaranya masing-masing. Tapi kita akan teliti apakah sudah ada izin APIU (Angka Pengenal Impor Umum) atau belum," ujarnya.
Termasuk juga penelusuran soal izin impor berupa izin Angka Pengenal Impor Produsen atau APIP. "Kalau ternyata izinnya APIP, pemerintah bisa segera menarik cabai impor itu dari pasaran," ujarnya. (one)