Jelang Hitung Akhir, Tolikara dan Puncak Jaya Tegang

Warga di Lany Jaya Papua memprotes praktik politik uang di Pilkada Serentak 2017 yang terjadi di sejumlah wilayah Papua, Minggu, 19 Februari 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Banjir Ambarita

VIVA.co.id – Situasi di dua kabupaten di Papua yang melaksanakan Pilkada serentak yakni di kabupaten Tolikara dan Puncak Jaya, menjelang perhitungan suara akhir terus memanas. Massa dari pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati saling klaim sebagai pemenang. Mereka berkonsentrasi di kantor KPU setempat.

Dari informasi yang berhasil dihimpun VIVA.co.id di Mulia ibu kota Puncak Jaya, sejak Rabu 22 Februari penerbangan hanya beroperasi hingga pukul 12 siang, karena maskapai tidak ingin mengambil resiko akibat adanya konsentrasi massa di sejumlah titik seperti di kantor KPU.  Massa ketiga pasangan calon saling mengklaim sebagai pemenang dan menjaga surat suara yang akan masuk dari distrik-distrik.

Pasangan calon yang betarung di Puncak Jaya adalah Drs.  Henok-Rinus Telenggen, Yuni Wonda-Deinas Geley, dan Yustus Wonda, S.Sos -Kirenius Telenggen, S.Th, M.Ce.

Sementara di Karubaga ibukota Tolikara ribuan massa pendukung salah satu pasangan calon berkonsentrasi di depan kantor Panwas. Mereka memprotes sikap Panwas yang merekomendasikan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 18 distrik dengan 70 ribu pemilih.

Ketua KPU Provinsi Papua Adam Arisoy mengatakan, pemungutan suara ulang di Tolikara direkomendasikan Panwas, karena saat pemungutan suara terjadi intimidasi. "Panwas di ancam dan diusir warga saat pemungutan suara, inilah alasan merekomendasi PSU di 18 distrik,"ujarnya. Dengan PSU, maka KPU akan mencetak ulang surat suara. "Kami akan cetak suara sesuai jumlah DPT yang PSU ditambah cadangan," paparnya.

Sebelumnya Juru Bicara Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengakui menjelang penghitungan suara ada peningkatan eskalasi di sejumlah kabupaten. "Ada daerah yang kami anggap rawan sehingga ribuan personil digeser menuju kantor KPU dan meningkatkan kewaspadaan,"singkatnya.