Mendagri: Ingin Ketemu Presiden Jangan Merengek-Rengek

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Danar Dono

VIVA.co.id - Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengaku prihatin banyak hujatan kepada Presiden Joko Widodo. Hal itu menjadi tidak etis di negara dengan ideologi Pancasila.

"Sekarang banyak hujatan yang diarahkan ke Presiden. Presiden kan terbatas waktunya, hanya dua puluh empat jam," kata Tjahjo di Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa, 7 Februari 2017.

Di negara demokrasi, kata Tjahjo, setiap orang memang boleh menyampaikan pendapat dan kritik kepada pemerintah. Namun kritik dan saran itu haruslah dengan cara-cara yang etis. "Kritik masukan dan saran boleh asal tidak menghujat," ujarnya.

Ia menyebut, beberapa hujatan yang tak sesuai fakta ialah mengenai isu komunisme yang dilayangkan kepada Presiden. Menurutnya, hal itu menjadi fitnah yang dilakukan orang tak bertanggung jawab dan disebarkan di media sosial.

"Itu berita fitnah semua yang berkembang. Kalau ada (PKI), tunjukkan. Semua dari media sosial yang berfitnah ria ini. Katanya, ada lambang palu arit. Saya kira, ini harus clear and clean," ujarnya.

Tjahjo menyindir oknum tertentu yang justru berbelit-belit saat hendak bertemu Presiden Joko Widodo. "Mau ketemu (Presiden), ya, boleh didaftar, mengajukan pertemuan dengan Presiden. Jangan merengek-rengek begitu," katanya. (mus)