Eks Direktur Garuda Ungkap Prosedur Jual-Beli ke KPK

Elisa Lumbantoruan, mantan Direktur Strategi dan Teknologi Informasi PT Garuda Indonesia, usai diperiksa KPK di Jakarta pada Kamis, 2 Februari 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Edwin Firdaus

VIVA.co.id - Seluruh direksi PT Garuda Indonesia disebut terlibat pengadaan pesawat dan pembelian mesin Airbus A330-300. Pengadaan dan pembelian mesin pesawat itu berujung korupsi, yang kini ditangani KPK. Elisa Lumbantoruan, mantan Direktur Strategi dan Teknologi Informasi PT Garuda Indonesia, yang membeberkan hal itu.

Menurutnya, jajaran direksi yang memutuskan pembelian 11 pesawat A330-100 bermesin Rolls-Royce trent 700 itu. Kala itu, satu pesawat beserta mesin dibanderol seharga 100 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp1,3 triliun.

"Saya ikut jadi anggota direksi yang memutuskan waktu itu. Itu adalah proses pengambilan keputusan di rapat direksi (PT Garuda Indonesia)," kata Elisa usai menjalani pemeriksaan di kantor KPK, Jakarta, pada Kamis, 2 Februari 2017.

Meski begitu, Chief Executive Officer PT ISS Indonesia itu tak menjawab saat disinggung soal uang suap yang juga mengalir ke para direksi. Menurut Elisa, dia hari ini hanya diperiksa soal tugas pokoknya sebagai direktur di Garuda Indonesia.

"Saya di Garuda dari 2007 November sampai April 2013. Tiga posisi direksi. Saya tiga tahun jadi direktur strategi dan IT, dua tahun sebagai direktur keuangan, setahun sebagai direktur research dan marketing. Hanya ditanya mengenai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) saya itu tadi (dalam pemeriksaan)," kata Elisa.

Segepok dokumen yang didapat KPK dari lembaga antikorupsi di Inggris, Serious Froud Office, juga menyebutkan para petinggi PT Garuda Indonesia selain Emirsyah Satar juga ikut menerima suap atas pengadaan dan pembelian mesin Airbus itu. Di antara yang disebutkan itu adalah Hadinoto Soedigno dan Agus Wahjudi. Mereka telah dicegah berpergian ke luar negeri.

Hadinoto adalah Direktur Teknik saat Emirsyah menjadi Direktur Utama Garuda. Pada 2006, ia menjabat Direktur Citilink. Agus saat kepemimpinan Emir menjabat sebagai Executive Project Manager PT Garuda Indonesia.

Meski demikian, KPK baru menjerat dua orang tersangka. Mereka adalah mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, dan pemilik Cannought sekaligus pendiri MRA yang kini menjadi Bos Ferrari Jakarta, Soetikno Soedarjo. (ren)