Mantan Petinggi OPM Sebut Petisi Papua Merdeka Sia-sia
- VIVA.co.id/Twitter?@MelanesiaPapua
VIVA.co.id – Nicolas Messet, mantan petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM) menilai langkah yang dilakukan pimpinan OPM Beny Wenda menggalang petisi online kemerdekaan Papua tidak akan memberi dampak apa pun.
Sebabnya, secara prinsip dunia internasional memang sudah mengakui Papua sebagai bagian integral Indonesia. Karena itu upaya petisi online yang dilakukan melalui situs Avaaz.org hanya sia-sia.
"Petisi itu sama sekali tidak berpengaruh. Papua sudah final menjadi bagian Indonesia yang tak terpisahkan. Dunia mengakui itu," kata mantan Menteri Luar Negeri OPM itu melalui sambungan telepon, Senin, 30 Januari 2017.
Atas itu, Nicolas berkeyakinan bahwa petisi Papua Merdeka itu tidak akan direspons oleh negara mana pun. "Siapa atau negara mana yang mau mendukung cara-cara begitu," katanya.
Beny Wenda, tokoh OPM yang bermukim di Inggris beberapa waktu lalu memang menggelar petisi online untuk kemerdekaan Papua. Ia menargetkan akan ada 10 ribu tandatangan hingga Agustus 2017.
Setelah itu, ia mengklaim akan berendang sejauh 69 kilometer di Danau Jenewa untuk membawa hasil petisi itu ke Perserikatan Bangsa-bangsa. "Orang bodoh yang kasih ide itu (petisi dan berenang) ke Beny Wenda," kata Nicolas.
Di Papua, sejak munculnya isu petisi itu. Sejumlah warga langsung merespons dengan melakukan aksi penolakan. Aksi protes itu pun digelar tak jauh dari markas OPM di Viktoria Papua Nugini pada Jumat, 27 Januari 2017.
Dalam pernyataannya, warga menyebut bahwa saat ini Papua tidak lagi membutuhkan janji yang tidak jelas seperti yang pernah ditawarkan OPM. Yang paling dibutuhkan saat ini adalah sentuhan pembangunan untuk masayarakat di Papua.
"Jangan jual-jual kami, rakyat ini, di luar negeri, padahal kami tidak tahu apa-apa. Kalau memang peduli Papua, mari pulang kampung dan bangun Papua," kata seorang mantan aktivis OPM Herman Yoku, Jumat, 27 Januari 2017.