Peneliti UGM: Antraks Tak Masalah, Tapi Hoax-nya

Petugas dinas peternakan menyemprot disinfektan di los Pasar Ternak Terpadu Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa(24/1/2017)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Anis Efizudin

VIVA.co.id – Peneliti Kesehatan Masyarakat Veteriner Universitas Gajah Mada memastikan kasus Antraks yang terjadi di Yogyakarta telah tertangani.

Meski  ada 16 warga di Kabupaten Kulonprogo yang terjangkiti, namun semua itu telah tertangani dengan baik dan dilokalisir sehingga tidak menyebar.

"Penyakit sebenarnya sudah terlokalisir di satu lokasi. Sudah ditangani. Saat ini bukan antraks-nya yang jadi masalah, tapi hoax-nya," kata Widagdo Sri Nugroho dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Rabu, 25 Januari 2017.

Di bagian lain, Widagdo menyebutkan antraks merupakan kasus umum yang bisa ditemui di seluruh negara. Setidaknya dari 180 negara, 94 persennya pernah mengalami serangan antraks.

"Di Indonesia terindentifikasi sejak tahun 1884 di Teluk Betung, Lampung. Sekitar 22 provinsi (Indonesia) saat ini endemik antraks.  Yang belum dilaporkan hanya di Aceh, Riau, Bangka Belitung, Maluku Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat," katanya.

Sejauh ini, kata Widagdo, kemunculan penyakit antraks di Indonesia selalu bisa tertangani dengan baik. Pasanya antraks tidak ditularkan langsung dari hewan ke hewan atau manusia. "Tapi dari sumber bahan yang tercemar, lalu masuk ke dalam tubuh manusia," katanya.