Tewas Saat Latihan Mapala, Keluarga Tempuh Jalur Hukum
- uii.ac.id
VIVA.co.id – Syait Asyam (19) mahasiswa Universitas Islam Indonesia tewas usai menjalani pelatihan dasar atau The Great Camping yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah.
Keluarga korban melihat ada kejanggalan pada tubuh korban yang banyak ditemukan luka akibat pelatihan dasar Malapa UII.
Atas kejanggalan dalam kematian Asyam, pihak keluarga akan menempuh jalur hukum untuk mencari keadilan bagi keluarga dan korban. Apalagi korban merupakan putra tunggal dan harapan satu-satunya keluarga.
"Kita sudah melaporkan kejadian tersebut ke ke Polres Karanganyar, Jawa Tengah. Hasil autopsi dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta telah diserahkan. Salah satunya menyebutkan, ada luka di paru-paru anak tunggalnya itu. Ada luka di paru-paru, yang menyebabkan sesak nafas," kata Ibunda Asyam, Sri Handayani, Senin 23 Januari 2017.
Kebulatan tekat Sri dan suami Abdullah Arbi melaporkan kasus yang menimpa putra tunggalnya juga diperkuat cerita Asyam sebelum meninggal dunia di RS Bethesda.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UII, Abdul Jalil tidak mempermasalahkan jika pihak keluarga ingin menempuh jalur hukum. Pun demikian, dari internal juga melakukan proses investigasi melalui tim yang dibentuk oleh pihak kampus.
"Keputusan eksternal (melalui jalur hukum) bisa saja menjadi pertimbangan putusan internal," katanya.
Abdul menjelaskan pihak panitia sempat menanyakan kondisi Asyam di tengah proses pelaksanaan kegiatan tersebut. Informasi yang Abdul peroleh, Asyam mengaku kuat melakukan kegiatan hingga selesai.
Hasil investigasi sementara, imbuhnya, tim kedokteran UNS yang dimintai bantuan oleh panitia saat itu melihat Asyam mengalami diare dan diminta untuk istirahat serta tidak direkomendasikan mengikuti fase berikutnya.
"Kesehatan selalu dicek, dia (Asyam) sudah diminta untuk beristirahat dan tidak direkomendasikan. Tetapi dia ngomong pokoknya sampai menyelesaikan kegiatan ini," ujar Abdul.
Disinggung mengenai luka yang ada di tubuh korban, pihaknya menyerahkan ke kedokteran forensik. "(Soal luka-luka) itu wewenang kedokteran forensik," ujarnya.
Mahasiswa Berprestasi
Ibunda korban, Sri Andayani menuturkan bahwa putranya merupakan anak yang berprestasi. Pada saat masih sekolah di SMA Kesatuan Bangsa Boarding School (KBBS) Yogyakarta. Sri mengatakan Asyam meraih dua medali emas bidang Kimia dalam ajang International Science Project Olympiad (ISPrO) dan Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) pada 2014 di Jakarta.
Prestasi tertinggi Asyam yakni menggondol medali emas bidang kimia di ajang International Environment Sustainability Project Olympiad (INESPO) 2014 di Belanda.
"Kalau itu penelitiannya tentang lingkungan di lautan. Anak saya bertemu langsung dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi," ujar Sri.
Atas pencapian itu mahasiswa UII Program Studi Teknik Industri angkatan 2015, Asyam pernah diundang untuk menemui Presiden Joko Widodo atas pencapaiannya meraih medali emas dalam International Environment Sustainability Project Olympiad (INESPO) 2014 di Belanda.