Mabes Polri Cek Anggotanya yang Ditangkap di Sudan

Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat bersama para personel polisi yang ditugaskan untuk Misi Perdamaian PBB.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA.co.id – Markas Besar Kepolisian RI angkat bicara terkait kabar penangkapan personel asal Indonesia yang tergabung dalam Misi Perdamaian Gabungan Uni Afrika (UNAMID) di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa di Darfur, Sudan, oleh aparat setempat pada Jumat, 20 Januari 2017.

Mereka dikabarkan ditangkap di Bandara Al Fashir, Sudan, karena mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi ke luar negara itu, dengan disamarkan menjadi mineral berharga. Senjata dan amunisi yang diselundupkan antara lain 29 pucuk senapan serbu Kalashnikov, 6 senjata GM3, 61 jenis pistol berbeda, serta sejumlah amunisi besar.

Sekretaris National Central Bureau (NCB) Interpol, Brigjen Pol Naufal Yahya, mengaku belum dapat berkomentar banyak soal adanya penangkapan oknum anggota Polri yang bertugas dalam misi perdamaian PBB di Darfur, Sudan.

"Masih kita cek itu, karena kan belum pasti itu. Senjata itu enggak tahu juga milik siapa ya. Bareng sama kontingen kita. Makanya kami akan cek dulu, kita juga menurunkan tim ke sana gitu," kata Brigjen Naufal saat dikonfirmasi di Jakarta Selatan, Senin, 23 Januari 2017.

Informasi adanya penangkapan aparat Misi Perdamaian Gabungan Uni Afrika (UNAMID) berdasarkan situs Sundanese Media Center, Senin 23 Januari 2017.

Namun, tidak disebutkan identitas personel dan berapa jumlah aparat yang diamankan pihak keamanan Sudan tersebut. Diduga mereka yang diamankan karena akan menyelundupkan senjata dan beberapa amunisi.

Misi dari pengerahan perdamaian di Darfur sudah dilakukan sejak Desember 2007 dengan mandat untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil di wilayah Sudan Barat. Ini merupakan pasukan penjaga perdamaian terbesar kedua di dunia dengan anggaran sebesar USS1,35 miliar dan menerjunkan hampir 20 ribu tentara. (one)