Pemerintah Kucurkan Rp6,9 Miliar untuk Korban Banjir Bima

Normalisasi Pasca Banjir Bima
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhimas B Pratama

VIVA.co.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungan kerja ke Bima, Nusa Tenggara Barat, akan memeriksa pemulihan usai banjir bandang yang melanda Bima, akhir Desember 2016 lalu.

"Kemensos telah menyalurkan tiga jenis bantuan dalam penanganan banjir bandang di Bima, NTB, yaitu bantuan logistik, bantuan jaminan hidup, dan santunan. Totalnya Rp6,9 miliar," ungkap Khofifah di Bima, seperti dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Rabu, 11 Januari 2017.

Selain itu, ada juga dukungan psikososial. Khofifah menjelaskan, hal ini akan terus diberikan kepada korban banjir. Sasaran utamanya adalah anak-anak, lanjut usia, dan perempuan dewasa. Harapannya mereka tak mengalami trauma berkepanjangan dan melanjutkan hidup dengan penuh semangat.

Layanan psikososial yang diberikan adalah team building, trauma healing, konseling, terapi spiritual, terapi kecemasan, bermain, olahraga, melatih konsentrasi belajar, dan membuat berbagai kerajinan tangan. 

Menurut Mensos, dalam jangka panjang korban bencana tersebut memerlukan penanganan pascatrauma atau post trauma disorder.

"Dukungan psikososial telah diberikan kepada kurang lebih 1.693 anak dan 580 keluarga," jelas Mensos.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, mengatakan Kementerian Sosial memfokuskan kegiatan pada tahap pemulihan menyusul diperpanjangnya masa tanggap darurat banjir bandang di Kota Bima. Seharusnya tanggap darurat berakhir 5 Januari 2017, namun melalui Surat Keputusan Wali Kota Bima Nomor 3 Tahun 2017 diperpanjang hingga 19 Januari 2017.

"Ada lima poin kegiatan utama selama perpanjangan masa tanggap darurat ini. Keseluruhan fokus pada pemulihan," katanya. 

Pertama, Kemensos optimalisasi dapur umum dengan memusatkan layanan di Kantor Wali Kota Bima. Kemudian, memastikan korban yang rumahnya rusak berat atau hanyut memperoleh jaminan hidup, peralatan rumah tangga, dan pembangunan rumah.

Total jaminan hidup yang telah diberikan senilai Rp1,32 miliar, dengan rincian Rp1,2 miliar kepada 1.335 jiwa di Kota Bima, dan Rp120,6 juta kepada 134 jiwa di Kabupaten Bima. Masing-masing jiwa memperoleh Rp900 ribu untuk tiga bulan.

"Sedangkan untuk santunan korban telah disalurkan senilai Rp85 juta. Rinciannya santunan 4 korban meninggal masing-masing Rp15 juta dan santunan 10 korban luka berat masing-masing Rp2,5 juta," terangnya.

Ketiga, Kemensos melakukan pendampingan bagi masyarakat yang masih tinggal di pengungsian. Keempat, optimalisasi gerakan kerelawanan sosial untuk bakti sosial pembersihan lingkungan rumah, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan fasilitas sosial. Serta terakhir, melakukan rotasi anggota Taruna Siaga Bencana.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, banjir besar yang terjadi di Bima telah menyebabkan 105.758 jiwa terdampak di Kecamatan Rasanae Timur, Kecamatan Mpuda, Kecamatan Raba, Kecamatan Rasanae Barat, dan Kecamatan Asakota. Sehingga membuat 104.378 jiwa mengungsi. 

Banjir di Kabupaten Bima menyebabkan 608 jiwa terdampak di tiga kecamatan yakni Kecamatan Sape, Kecamatan Wawo, dan Kecamatan Ambalawi. Tercatat jumlah pengungsi di Kabupaten Bima mencapai 134 orang.