Polisi yang Ringkus Ius Pane Sempat Dicurigai Sekuriti
- VIVA.co.id/Bayu Nugraha
VIVA.co.id - Polisi meringkus Ridwan Sitorus alias Marihot Sitorus alias Ius Pane (45), satu di antara empat pelaku perampokan dan pembunuhan di kawasan Pulomas, Jakarta.
Ius Pane ditangkap tanpa perlawanan di sebuah pool perusahaan otobus antarkota antarprovinsi di Kota Medan, Sumatera Utara, pada Minggu pagi, 1 Januari 2017. Saat itu, Ius baru saja tiba dari Jakarta. Dia hendak kabur dan bersembunyi di kampung halamannya di Belawan.
Ius kemudian dikawal ketat sejumlah personel polisi dan diterbangkan dari Bandara Kuala Namu menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Minggu siang.
Eddy Prastyo, petugas sekuriti pada pool bus itu, mengaku melihat langsung penangkapan pria yang belakangan diketahuinya sebagai Ius Pane. Buronan terakhir kasus perampokan dan pembunuhan keji di Pulomas itu dibekuk segera setelah turun dari bus. Ada tujuh personel polisi berpakaian sipil yang turut meringkusnya.
Eddy berterus terang sempat mencurigai ketujuh pria tegap yang berada di pool bus pada malam sebelumnya. Dia sempat menanyai ketujuh orang itu namun hanya mendapatkan jawaban bahwa mereka hendak menjemput seorang penumpang.
Baru keesokan hari diketahui bahwa ketujuh pria itu adalah polisi yang menyaru sebagai warga biasa dan bersiap menangkap Ius Pane.
Polisi, kata Eddy, sebenarnya menangkap seorang lagi yang saat itu bersama Ius Pane. Pria itu sempat dicurigai sebagai orang yang membantu pelarian Ius Pane. Namun dia segera dilepaskan setelah tidak terbukti terlibat apapun dan hanya kebetulan duduk berdampingan dengan Ius di dalam bus.
Menurut Marwan Nasution, sopir bus yang ditumpangi tersangka, Ius sebenarnya meminta diturunkan di Terminal Amplas Kota Medan karena hendak melanjutkan perjalanan ke Belawan. Tapi Marwan menolak permintaan Ius karena peraturan perusahaan melarang menurunkan penumpang di terminal atau di luar pool karena alasan keamanan.
Hasinu Andry dan Budi Hermansyah/Medan