Polri Buru Agen Tiga WNI yang Akan Gabung ISIS
Senin, 26 Desember 2016 - 17:12 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/tribratanews
VIVA.co.id – Tiga orang warga negara Indonesia ditangkap Pemerintah Turki pada 5 Desember 2016 dan dideportasi pada Sabtu 24 Desember 2016. Mereka ditangkap karena akan masuk ke Suriah dan diduga akan bergabung dengan kelompok Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam atau ISIS.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto menerangkan, saat ini terhadap ketiganya masih dilakukan pemeriksaan. Pertanyaan yang diajukan seputar siapa saja yang mengirim mereka dan siapa-siapa saja yang telah masuk Suriah.
Baca Juga :
"Kita lagi tanya lagi, dalami lagi siapa yang merekrutnya," kata Rikwanto di Divhumas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin, 26 Desember 2016.
Menurut Rikwanto mereka tentu punya jaringan dan saling mengenal satu sama lain. Pengungkapan jaringan ini perlu dilakukan agar dapat membendung WNI yang akan pergi ke Suriah. Jumlah mereka yang masuk dan tidak tertangkap juga tidak sedikit. Dengan berbagai program, Polri terus menyelesaikan masalah ini. "Ya pasti satu jaringan utama (pengirim), cuma rekruitmennya beda-beda," katanya.
Seperti diketahui, tim Densus 88 Mabes Polri kembali melakukan penyergapan kelompok teroris di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. pada Minggu, 25 Desember 2016. Dari penggerebekan tersebut polisi mengamankan empat orang tersangka, Rizal, Ivan, Abu Sofi dan Abu Faiz. Ivan dan Rizal ditangkap dalam keadaan hidup, sedangkan Abu Sofi dan Abu Faiz tewas ditembak karena berusaha melawan petugas.
Dari pemeriksaan yang dilakukan polisi, kelompok teroris Jaringan Jatiluhur ini mengaku bagian dari jaringan teroris JAD (Jamaah Ansarut Daulah). Jaringan tersebut terafiliasi dengan ISIS. Bahrun Naim alias Abu Aisyah kembali disebut menjadi aktor intelektual di balik tertangkapnya empat orang terduga teroris itu.
Dari penangkapan itu, sejumlah barang bukti pun disita seperti senjata tajam, serta sejumlah lembar surat yang diduga ditulis oleh para terduga teroris, salah satu di antara lembaran surat tersebut tertulis Daulatul Islamiyah Baaqiyah.
Dari pemeriksaan, keempat terduga teroris yang sempat terlibat baku tembak dengan Densus 88 itu, berencana akan melakukan tindak terorisme untuk Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.