TNI: Pengikut Santoso Tinggal Tujuh Orang dengan Dua Senjata
- ANTARA/Fiqman Sunandar
VIVA.co.id - Panglima Komando Militer (Kodam) XIII/Merdeka, Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito, menyebut pengikut kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan mendiang Santoso alias Abu Wardah terus melemah.
Mereka, kata Ganip, masih terlacak berada di sekitar hutan pegunungan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Jumlah kelompok itu terus berkurang setelah pemimpin mereka, Santoso, ditembak mati pada 18 Juli 2016 dan satu per satu pengikutnya ditangkapi.
“Kekuatan musuh (pengikut kelompok Santoso) di sana yang masih teridentifikasi sekitar enam-tujuh orang dengan kekuatan senjatanya ada dua pucuk,” kata Ganip kepada wartawan di Markas Kodam Merdeka di Manado pada Rabu malam, 21 Desember 2016.
TNI membantu aparat Kepolisian dalam memburu kelompok Santoso dalam Operasi Tinombala di Poso. Selain menumpas kekuatan Mujahidin Indonesia Timur, TNI juga menyadarkan dan menurunkan pengaruh kelompok itu.
“Ini menjadi duri dalam masyarakat sehingga kita membantu polisi dalam operasi-operasi yang dilakukan,” kata Ganip.
Pasukan TNI di Poso, kata Ganip, perlahan mulai ditarik karena kondisi keamanan berangsur membaik. Keberadaan Kodam Merdeka sedikitnya berperan mempercepat pemulihan keamanan di Poso. “Kita berharap semua cepat aman, dan tidak ada lagi jatuh korban,” ujarnya.
Kodam Merdeka adalam Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Kodam Merdeka didirikan pada 1957 namun dinonaktifkan pada 12 Februari 1985, lalu diaktifkan lagi pada 20 Desember 2016.
Pengaktifan lagi Kodam Merdeka karena tiga provinsi itu dinilai wilayah strategis, yakni berbatasan dengan negara-negara lain. Selain itu, banyak pulau kecil dan terluar sehingga memerlukan pengawasan dan pengendalian efektif. (ase)