Siswa SD Korban Penyerangan di NTT Alami Trauma Berat
- VIVA.co.id/Facebook@Patrisius Boro Saban
VIVA.co.id – Alberto Tamelan (10) tahun, salah seorang korban penyerangan di SDN I Seba Kabupaten Sabu Raijua sudah kembali ke rumahnya di Tenihawu Kelurahan Meba. Dari tujuh murid yang dirawat di Puskesmas Rawat inap Seba, Alberto merupakan korban yang menderita luka cukup parah.
"Aldo digorok di leher, sehingga dijahit luar dalam. Di dalam delapan jahitan dan bagian luar 12 jahitan," ujar ibunda Alberto, Pendeta Ati Djawa Gigi, Kamis, 15 Desember 2016.
"Sekarang di rumah pak, Rabu kemarin keluar dari Puskesmas."
Ibu Pendeta Ati begitu ia disapa mengatakan, selama dirawat dan pulang ke rumah anak sulungnya itu sering mengalami ketakutan hingga teriak-teriak. "Anak saya trauma berat, membayangi bagaimana lehernya digorok," ujarnya menambahkan.
Istri dari Pendeta Zakarias Tamelan itu mengisahkan, setelah Irwansyah (32) menggorok leher Alberto, anaknya itu juga masih sempat melihat pelaku menggorok leher teman yang duduk di sebelahnya.
"Setiap kali membayangkan kejadian itu anak saya kerap teriak-teriak. Kalau saya tanya dia bilang ngeri melihat pisau yang menggorok leher temanya. Sekarang siang dan malam saya harus peluk dia nonstop," ucap Ati Djawa.
Meski Alberto Tamelan, anak pertamanya sudah kembali ke rumah dan luka di lehernya mulai kering namun trauma psikis yang mendera buah hatinya itu justru menjadi beban tersendiri buat sang pendeta.
"Saya harapkan segera disediakan psikolog atau tenaga konseling untuk menghilang trauma anak-anak kami, tidak hanya tujuh orang yang terluka tapi juga untuk anak-anak lain yang melihat langsung kejadian itu," katanya.
Seperti diberitakan, SDN I Seba diserang oleh pria bernama Irwansyah pada Selasa, 13 Desember 2016. Akibatnya tujuh orang murid di sekolah itu menderita luka gorok di leher. Setelah ditangkap dan diamankan di sel Polsek Sabu Barat, Irwansyah yang berasal dari Depok Jawa Barat akhirnya tewas diamuk massa.
Jo Mariono/ Nusa Tenggara Timur