Kapolri: Kelompok Bom Bekasi Pakai Modus Baru
- VIVA.co.id/ Agus Rahmat
VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengemukakan, jaringan teroris yang mengancam keamanan Indonesia terus menjalar dengan modus-modus baru.
Salah satunya, kelompok terduga teroris yang dipimpin S. Kelompok itu merencanakan perempuan, DYN, sebagai pengantin (sebutan bagi pelaku bom bunuh diri) untuk meledakkan bom di pos penjagaan Istana Merdeka.
"Terduga teroris ini adalah kelompok yang merupakan sel dari Bahrun Naim yang ada di Suriah. Modusnya dia membuat sel-sel kecil. Selnya cuma ada 6 orang dipimpin oleh S," ujar Tito di Bandung, Jawa Barat, Senin, 12 Desember 2016.
Menurut Tito, jaringan tersebut terakomodasi dengan sistematis. Pembinaan untuk mempersiapkan bom pun dilakukan secara sederhana dengan bantuan operasional Bahrun Naim.
"Sudah disiapkan bom yang belajarnya melalui online dan biaya berasal Bahrun Naim dikirim melalui bank serta pengantinnya yang disiapkan adalah istri kedua yang disiapkan S," ujarnya.
Tito mengatakan, terdapat tempat lain yang menjadi incaran. Namun, berdasarkan penanganan hingga saat ini, pos penjagaan Istana Merdeka jadi sasaran utama.
"Target di antaranya pos penjagaan yang ada di Istana dan beberapa tempat lain, tapi yang direncanakan pos penjagaan pada saat pergantian jaga," ujarnya.
Polisi bersyukur mampu menggagalkan rencana tersebut. Dibandingkan negara lain, seperti Istanbul, Turki, di mana terjadi ledakan dan jatuh banyak korban. Kemudian terjadi ledakan Kairo, Mesir dan berjatuhan korban.
"Ada tiga atau empat negara yang ada korban, tapi alhamdulillah di Indonesia dapat mengamankan ini (ancaman). Saya harap semua pihak, baik Polri, pemda, TNI, dan semua elemen pemerintah serta masyarakat bersama memberantas dan menangani teroris di Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, sebuah bom seberat tiga kilogram ditemukan di Jalan Bintara Jaya VIII, Bintara, Bekasi, Sabtu, 10 Desember 2016. Bom itu memiliki efek ledakan hingga 300 meter. Bom itu diduga akan dibawa seorang perempuan dan bakal diledakkan di depan Istana Merdeka, Minggu, 11 Desember 2016.
Empat orang ditangkap pada Sabtu, 10 Desember 2016. Mereka adalah tiga orang pria berinisial MNS, AS, dan S serta seorang wanita berinisial DYN. MNS dan AS ditangkap di sekitar flyover Kalimalang, Jakarta Timur. DYN di Perum Jalan Bintara Jaya 8 RT 04 RW 09 Bekasi. Kemudian S ditangkap di daerah Sabrang Kulon, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Tiga orang lainnya yaitu berinisial KF, APM, dan WP ditangkap Minggu, 11 Desember 2016. KF ditangkap di Ngawi, Jawa Timur. Kemudian APM ditangkap di Solo dan WP dibekuk di Klaten, Jawa Tengah.