Sumur Kotor, Bayi Korban Gempa Aceh Kena Diare

Korban gempa antre berobat di posko kesehatan di Pidie Jaya, Aceh.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Zulkarnaini Muchtar

VIVA.co.id – Hingga hari ketiga pascagempa yang melanda Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, banyak warga masih membutuhkan bantuan. Beberapa yang dibutuhkan adalah air bersih, susu bayi dan relawan untuk menyembuhkan trauma.

"Bayi butuh susu. Air bersih juga terbatas. Akibatnya, banyak bayi kena diare, karena botol enggak higienis," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta Timur, Sabtu 10 Desember 2016.

Menurut Sutopo, kebutuhan air bersih sangat mendesak bagi warga. Banyak sumur yang tak berfungsi, karena listrik padam. Bila ada, kondisinya tidak layak.

Air yang ada cenderung kotor. Dengan kondisi ini, air tak bisa digunakan untuk keperluan bayi, mulai dari untuk membuat susu hingga membersihkan perlengkapannya.

Sutopo juga menilai, masalah ini perlu diperhatikan, bila publik ingin mengirim bantuan. Sementara itu, terkait bantuan relawan, saat ini lebih banyak dibutuhkan relawan untuk membantu pemulihan korban.

"Relawan SAR banyak. Saat ini yang dibutuhkan itu relawan trauma healing, relawan untuk anak, lansia, dan relawan dapur umum," ungkapnya.

Tenaga lain yang dibutuhkan, kata Sutopo, adalah doktor spesialis ortopedi. Selain itu, pengungsi juga memerlukan tenda, sarung hingga mukena.

Seperti diketahui, gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu 7 Desember 2016 pagi. Tercatat ada 101 orang yang meninggal dan 45.329 warga harus mengungsi.