Penulis Buku Gurita Cikeas George Junus Meninggal Dunia

George Junus Aditjondro semasa hidup
Sumber :
  • Antara/ Regina Safri

VIVA.co.id – Kabar duka datang dari aktivis, sosiolog dan juga penulis buku, George Junus Aditjondro. Mantan wartawan ini meninggal dunia, Sabtu, 10 Desember 2016. George meninggal di usia 70 tahun. 

Kabar duka ini disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri melalui akun Twitter miliknya. Hanif merasa kehilangan sosok pria berkacamata tersebut.

"Duka mendalam wafatnya seorang tokoh reformasi. Guru&mentor politik sy semasa mahasiswa di Salatiga: George Junus Aditjondro. Rest in peace," tulis Hanif, Sabtu 10 Desember 2016. 

Menurut informasi, penulis buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Kasus Bank Century ini meninggal dunia sekitar pukul 5.45 Wita di Palu, Sulawesi Tengah. Ia meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Bala Keselamatan, di Jalan Woodward, Palu Selatan. 

George Junus Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Presiden Soeharto. Ia mengkritik Pak Harto soal korupsi dan Timor Timur. George dicekal pada masa rezim orde baru. Ia sempat ke Australia dan mengajar di sebuah universitas di Negeri Kanguru tersebut.

Di Palu, ia pernah bergabung dengan Yayasan Tanah Merdeka. Di organisasi nonpemerintah yang dibidani kelahirannya oleh Sosiolog Arianto Sangadji ini, George meneliti dan menulis soal silang sengkarut operasi militer dan polisi di Poso selama konflik sosial berlangsung di daerah itu. Ia pernah menulis soal bisnis dan peredaran senjata illegal di daerah konflik.

Soal korupsi lunsum prajurit di daerah konflik pun pernah ditulisnya. Perkenalannya dengan YTM bermula saat gelombang protes sepanjang 1992 hingga 1994 yang menolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Lore Lindu yang akan menenggelamkan empat desa utama di sekitar Danau Lindu.

George terserang stroke pada 2012. Sejak saat itu ia kesulitan berbicara. Sempat dirawat di Yogjakarta kemudian di Jakarta lalu di Palu. Dalam kondisi itu, ia masih menemani istrinya, Erna Tenge, akademisi Universitas Doktoral yang tengah menyelesaikan kuliah doktoralnya di Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. George kemudian meninggalkan Yogyakarta dan menetap di Palu pada September 2014 setelah Erna meraih gelar doktornya.