Insiden Sabuga Jangan Sampai Picu Pertentangan

Poster-poster kegiatan keagamaan di Sabuga Bandung
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan meminta aksi interupsi dua kelompok massa terhadap pelaksanaan ibadat Natal Kebaktian Kebangunan Rohani di Gedung Sabuga Kota Bandung jangan sampai memicu pertentangan di tengah masyarakat.

"Jangan sampai terjadi persoalan sosial. Ini khawatir dipersepsi kurang baik oleh masyarakat banyak. Padahal ini kan kejadian lokal," kata Ahmad Heryawan di rumah dinas Pakuan Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu 7 Desember 2016.

Menurut dia, insiden yang menjadi perhatian masyarakat ini jangan sampai memengaruhi ketentraman antarumat beragama di daerah mana pun.

"Kita harap tetap menjaga toleransi dan tidak terpengaruh. Mudah mudahan tidak berpengaruh terhadap sikap kebhinekaan yang selama ini terjadi baik-baik di masyarakat," terangnya.

Dia menyayangkan insiden itu terjadi tanpa ada titik temu yang tetap menjalankan hak ibadah masing masing. Seperti diketahui, penolakan itu terjadi sampai masuk ke dalam lokasi peribadatan.

"Seharusnya dalam konteks memahami, saling toleransi kan tidak boleh terjadi. Katakanlah ada perbedaan pendapat, kan bisa diselesaikan kepolisian dan Kesbangpol sehingga ada titik temu," tuturnya.

Pada Rabu petang kemarin terjadi pengadangan terhadap ibadah KKR Natal di Sabuga Bandung. Pengadangan itu akhirnya berujung pada pembubaran jemaah ibadah yang akan mengikuti acara Natal bersama. Kronologinya dimulai pada tengah hari kemarin.

Pada pukul 13.00 WIB datang sekitar 75 orang menyebut diri massa gabungan dari Pembela Ahlus Sunnah (PAS) dan Dewan Dakwah Islam (DDI) Bandung melakukan orasi di depan jalan menuju Sabuga.

Pukul 14.00 WIB, panitia naik ke tempat orasi menyampaikan bahwa acara ibadah pukul 15.00 WIB acara harus selesai dan jemaat harus membubarkan diri.

Pukul 15.30 WIB, jemaah anak-anak sekolah sudah bubar, namun panitia masih ada di lokasi. Pada petang bakal ada ibadah untuk dewasa. Akhirnya dari ormas meminta untuk melihat langsung ke dalam gedung dan meminta agar bubar dalam 30 menit.

Pukul 17.00 WIB, ormas datang lagi dan disepakati bahwa akan membubarkan diri dan perwakilan ormas diminta untuk menjelaskan kepada Pendeta Stephen Tong yang memimpin ibadah. Ormas meminta kegiatan dihentikan.

Pukul 17.30 WIB, perwakilan ormas untuk bertemu Pendeta Stephen Tong namun masih koordinasi.

Pukul 18.30 WIB, selesai salat Magrib dilaksanakan pertemuan perwakilan ormas, Kapolrestabes, Dandim, panitia dengan Pendeta.

Pukul 20.00 WIB, pendeta harus menjelaskan situasi kepada jemaah yang diberi waktu selama 10 menit. Namun dalam pelaksanaannya, sampai 15 menit karena ada doa dan nyanyian. Ormas meminta dihentikan. Kapolres mengambil alih situasi dan menghentikan kegiatan.

Pukul 20.30 WIB, kegiatan dihentikan dan jemaat diminta membubarkan diri.