Perjalanan Massa Bela Islam Terhalang Kerusakan Alat Berat

Masyarakat mendatangi warung Padang.
Sumber :
  • Danar Dono - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Massa bela Islam jilid III yang berjumlah ratusan orang asal Padang, Sumatera Barat, merasa terhambat karena terhalang dalam perjalanan ke Jakarta sejak Rabu 30 November 2016 di Simpang 4 Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Massa asal Padang yang akan menghadiri aksi 2 Desember, sempat mulai curiga dengan perbaikan jembatan yang dikawal aparat Kepolisian setempat. Rombongan asal Padang tersebut menilai kondisi jembatan telah dapat dilalui. Sayangnya lagi-lagi mereka tidak bisa melaju karena satu unit alat berat pibro macet di badan jalan jembatan hingga kendaraan mobil yang hendak menyeberang, tidak bisa lewat.

“Kami akan demo di sini jika pukul 15.00 WIB kami belum bisa melintas jembatan karena perbaikan sudah selesai namun tiba-tiba pibronya rusak tepat di badan jalan jembatan, dugaan pencegahan ini makin kuat,” kata ustaz Amir dan ratusan massa pengguna jalan yang mulai kesal.

Salah seorang warga yang namanya enggan dituliskan mengatakan, jembatan Way Umpuh Desa Negeri Baru, Kecamatan Blambangan Umpuh, Kabupaten Way Kanan pada pagi hari masih bisa dilewati bus atau truk. Namun pada siang hari tidak dapat dilewati dengan alasan sedang dalam perbaikan.

Rombongan sempat terhenti selama enam jam dan baru pukul 16.13 WIB jembatan dibuka oleh petugas setelah rombongan dari Kota Padang, Bukittinggi dan Kota Padang Panjang mendesak agar petugas membuka akses jembatan.

Kapolres Waykanan, AKBP Yudi Chandra, yang dihubungi membantah jika kerusakan alat tersebut adalah unsur kesengajaan. Yudi menjelaskan, kondisi Jembatan Way Umpu memang rusak dan Kepolisian berkoordinasi dengan Dinas PU untuk segera memperbaiki jembatan.

"Jembatan Way Umpu rusak, kami koordinasi dengan Dinas PU untuk segera perbaiki jembatan sekaligus untuk kesiapan Natal dan Tahun Baru. Kami mengamankan jalur, perbaikan sudah berlangsung beberapa hari ini," ujar Yudi melalui pesan elektronik kepada VIVA.co.id.

Yudi mengatakan, jembatan ini merupakan satu-satunya akses jalan menuju Bakauheni dan sebaliknya. Rusaknya alat berat selama enam jam tersebut mengakibatkan kemacetan mencapai 5 Kilometer.