Dubes Australia Kagumi Kampung Warna-warni di Malang
- VIVA.co.id/Lucky Aditya
VIVA.co.id – Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson mengunjungi Kampung Warna-warni Jalan Juanda, Jodipan, Kota Malang, Rabu, 23 November 2016. Kampung ini dijuluki sebagai Rio de Janiero ala Indonesia. Karena menyerupai kawasan Kickstater, Rio de Janiero, Brasil.
Paul sangat terkagum dengan kreatifitas masyarakat setempat dibantu dengan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Kampung yang dulunya kumuh itu saat ini menjadi destinasi wisata.
Bahkan ia berharap ada kerja sama antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia atau Pemerintah Kota Malang, untuk lebih mengembangkan Kampung Warna-warni.
"Di Kampung Warna-warni kita bisa melihat contoh dimana orang secara kreatif mampu merubah cara hidup dari kampung kumuh menjadi kampung wisata. Dan jika ada kerja sama antara Indonesia dan Australia pasti akan ada gagasan yang menarik dari kedua negara," kata Paul.
Paul menyebut paling menarik dari Kota Malang dan Kampung Warna-warni masyarakatnya selalu punya ide yang menarik. Menurutnya ide-ide brilian itu sangat dibutuhkan masyarakat lainnya. Sebab, keberadaannya menjadi lapangan pekerjaan baru bagi penjual makanan dan minuman maupun suvenir di Kampung Warna-warni.
"Masyarakatnya penuh dengan ide yang menarik, mereka mempunyai ide yang bagus, orang Malang sepertinya pintar sekali. Akan menjadi penting jika dari ide itu sangat bermanfaat bagi masyarakat seperti menyediakan lapangan pekerjaan bagi yang lainnya," ujar Paul.
Selain itu Dubes Australia juga meninjau program hibah 100-0-100 atau program pemasangan saluran air bersih PDAM untuk warga Kota Malang yang dibantu oleh AusAID yaitu, badan utama Pemerintah Australia dalam perang global untuk memberantas kemiskinan.
Salah satu kawasan di Kota Malang yang mendapat bantuan dari program itu adalah Kampung Warna-warni. Menurutnya air sangat penting untuk meningkatkan standar hidup masyarakat di kampung.
"Tujuannya memang untuk membantu warga untuk mendapatkan air bersih. Dengan memasang saluran di rumah warga, mereka bisa memanfaatkannya untuk minum dan aktivitas yang lain. Saya melihat di sini berjalan dengan baik, mereka pun terbantu dengan program ini," kata Paul.
Program 100-0-100 yaitu, 100 persen warga terlayani sarana air bersih, zero (nol) kawasan kumuh dan 100 persen masyarakat terlayani sanitasi. Program ini berjalan sejak tahun 2012 hingga 2015. Dari total 29.800 sambungan air, ada 5.300 sambungan yang belum direalisasikan oleh Pemkot Malang.
(mus)