Tokoh Lintas Agama Minta Pemerintah Galakkan Dialog

Ilustrasi/Tokoh Lintas Agama ambil sikap terorisme di Indonesia.
Sumber :
  • FOTO: Lilis/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Sekretaris Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa Parisada Hindu Dharma Indonesia, Astono Chandra Dana meminta agar dialog atau silaturahmi antar pemuka lintas agama lebih sering digalakkan oleh pemerintah.

"Kebersamaan itu mutlak, antar sesama umat bangsa. Perbedaan keniscayaan yang diciptakan Tuhan. Kita mencoba mencari titik temu dengan silaturahmi seperti ini," katanya di Kantor Menkpolhukam, Senin, 21 November 2016.

Lewat dialog antar keagamaan itulah, perbedaan-perbedaan yang ada akan bisa disinergikan antar pemeluk kelompok beragama.

"Saya berharap, kita bisa melakukan sinergi antar umat, bagaimana umat Islam melihat permasalahan, umat Hindu, Buddha, Nasrani. Jadi semua ini bisa disinkronkan dicari titik temunya," kata Astono.

Tak berbeda, perwakilan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Guido Suprapto mengatakan hal yang sama, bahwa pertemuan antar tokoh lintas agama harus lebih sering digelar oleh pemerintah.

Bahkan dirinya juga meminta, agar pemerintah mengembangkan pendidikan kepribadian bangsa.

"Kami sering mikir dan mengusulkan bagaimana cara-cara ini dikembangkan dalam pendidikan. Saya sering usul bagaimana, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk lebih fokus ke pendidikan keperibadian bangsa. Rasanya ada sesuatu yang hilang di sana. Kita cari solusi tanpa perlu berantem," katanya.

Sementara itu, Sektretaris Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Peter Lesmana, juga menambahkan, bahwa pertemuan antar tokoh lintas agama penting dilakukan.

Alasannya, melalui pertemuan semacam ini, antar tokoh agama akan bisa saling mengenal satu dan lainnya.

"Jadi kita bisa jadi lebih percaya satu dan lainnya, dapat juga dicegah timbul rasa saling curiga antar tokoh pemeluk agama yang berbeda. Jadi dalam pendidikan pada generasi selanjutnya, agar kita dapat menekankan bahwa pentingnya keberagaman," ujarnya.

Dirinya juga setuju, adanya pendidikan mengenai masalah bhakti. kata dia, bhakti itu tidak hanya kepada orang tua, tapi juga kepada bangsa dan negara.

"Itu akan dapat menimbulkan satu hal yang dapat membuat kita jadi rendah hati. Satu hal yan penting lagi dari pendidikan bakti adalah kita dapat menekankan atau menampilkan sikap dapat dipercaya," katanya.