Bandung, Kota Puncak Jelajah 3ENDS

Bandung, Kota Puncak Jelajah 3ENDS
Sumber :
  • Dokumentasi

VIVA.co.id – Setelah serangkaian perjalanan 3ENDS di Kota Jailolo dan Belitung, hari ini, Sabtu, 19 November 2016, Bandung menjadi kota terakhir dalam program Jelajah 3ENDS Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Acara ini dihadiri oleh Ibu Menteri KPPPA Yohana Yembise, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dan berbagai jajaran pemerintahan kota Bandung. Pembukaan Jelajah 3ENDS dimulai dengan seminar yang menghadirkan para inspirator dalam melakukan perjuangan terhadap perdagangan orang, ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan, dan kekerasan pada anak dan perempuan.

Para inspirator tersebut di antaranya Atalia Ridwan Kamil selaku TP PKK Kota Bandung, Mimih Handayani selaku korban perdagangan orang, dan drg. H Heru Purwanto selaku direktur RS Gunung Jati, Cirebon.

"Persentase kekerasan di Kota Bandung sudah menurun dari tahun 2014 sebanyak 190, 2015 sebanyak 84, dan di 2016 sebanyak 68 kasus," ungkap Atalia.

Selain Atalia, Mimih, selaku korban perdagangan orang yang sangat memilukan. "Kita utamanya perempuan, jangan gelap mata dengan janji-janji manis para distributor TKI, berhati-hati dan mengetahui informasi yang tepat tentang penyaluran merupakan hal terpenting yang wajib diketahui terlebih dahulu," ujarnya penuh semangat.

"Saya berharap seluruh Rumah Sakit di Indonesia dapat menjadi rujukan Pusat Pelayanan Terpadu Korban KDRT selain RS. Gunung Jati, Cirebon," ujar drg. H. Heru Purwanto, MARS selaku direktur RS. Gunung Jati, Cirebon.

Selain ketiga narasumber tersebut, seminar juga diisi oleh sambutan Wali Kota Ridwan Kamil dan Menteri Yohana Yembise. Emil menuturkan bahwa saat ini Bandung sudah menjadi Kota Layak Anak yang sesuai dengan filosofi Kota Bandung sendiri, yaitu ramah perempuan dan ramah lansia.

“Warga Bandung merupakan warga yang harmonis, terjadi karena cerminan keharmonisan rumah tangga saya. Selain itu keharmonisan keluarga menurut saya itu yang terpenting guna menuju kebahagiaan Kota Bandung dalam berinteraksi sosial,” papar Ridwan Kamil.

Pemerintahan Bandung saat ini memiliki beberapa program unggulan seperti bis sekolah, ojek makanan balita, kurikulum Bandung masegi, taman tematik, taman tumbuh kembang anak, call center di 150045, pusat layanan informasi perlindungan dan anak, satgas KDRT, dan kredit melati.

Menanggapi pernyataan konsistensi Walikota Bandung, Yohana Yembise sangat setuju dan mendukung. Menurutnya, itulah alasan mengapa Bandung dijadikan kota terakhir dan sebagai puncak dari Deklarasi 3ENDS.

“Indonesia saat ini menuju planet 50:50 dalam kampanye He for She di 2030. Untuk itu program 3ENDS ini diharapkan dapat menjadi indikator dalam pengukuran menuju 50:50," katanya.

Selain itu, Yohana Yembise juga mengharapkan bahwa program 3ENDS ini dapat menjadi pilot project terhadap nilai-nilai sosial lainnya yang terjadi di masyarakat. Tidak lupa Ibu Menteri juga menyampaikan kepada warga Bandung untuk menghadiri rangkaian jelajah 3ENDS yang masih disemarakkan pada esok hari, Minggu 20 November 2016 dalam acara puncak Deklarasi 3ENDS di Plaza Balaikota Bandung. (Mohammad Surya Gemilang) (webtorial)