18-11-1912: Ahmad Dahlan Dirikan Muhammadiyah

Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta.
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA.co.id - 104 Tahun yang lalu, Muhammad Darwis yang kemudian dikenal sebagai Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta. Organisasi ini mengusung gerakan pemurnian sekaligus pembaruan Islam di Indonesia.

Dikutip dari situs Muhammadiyah.or.id, kata "Muhammadiyah" secara bahasa berarti "pengikut Nabi Muhammad". Artinya adalah pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad Saw, yaitu Islam.

Sedangkan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya

Diceritakan, setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Dahlan mulai menyebarkan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kiai Nawawi dari Banten, Kiai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kiai Fakih dari Maskumambang.

Selain itu juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Sekembalinya dari Arab Saudi, Dahlan membawa ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif.

Setelah 100 tahun lebih berdiri, Muhammadiyah menjadi salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia. Selain Ahmad Dahlan, mereka juga sudah melahirkan banyak tokoh seperti Amien Rais, Ahmad Syafi'i Ma'arif, Din Syamsuddin, Mas Mansur, Ki Bagoes Hadikoesoemo, dan lain-lainnya.

Dalam sejarahnya, Muhammadiyah secara organisasi tidak pernah terlibat politik praktis misalnya saja menjadi partai politik. Saat ini, Muhammadiyah dipimpin oleh Haedar Nashir yang terpilih dalam Muktamar ke-47 di Makassar pada tahun 2015.