Banjir Tangerang, Seribu Lebih Warga Mengungsi

Banjir di kawasan Total Persada, Tangerang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Raudhatul Zannah

VIVA.co.id – Banjir merendam sejumlah wilayah dan rumah penduduk di Kabupaten Tangerang, Banten. Kondisi air yang tinggi membuat 1.168 warga terpaksa mengungsi, meninggalkan rumah mereka.

Masyarakat ini berasal dari Kecamatan Pasar Kemis, Kelapa Dua, Cikupa, Legok, Curug, dan Panongan.

"Warga yang paling banyak harus dievakuasi wilayah Pasar Kemis dan Kelapa Dua, mereka pun kami evakuasi ke posko yang kami dirikan serta rumah ibadah yang sementara waktu digunakan warga," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang, Agus Suryana di Tangerang, Selasa, 15 November 2016.

Menurutnya, banjir terjadi karena volume air di sungai Cimanceuri dan Cirarab melebihi bantaran, sehingga meluap ke permukiman warga. "Volume air di anak kalinya pun turut meluap dan memasuki pemukiman warga," ujarnya menjelaskan.

Untuk itu, BPBD telah mendirikan sejumlah posko pengungsian di setiap kecamatan, sebagai pusat distribusi bantuan.

"Untuk bantuan seperti posko dan logistik berupa makanan dan minuman sudah kita distribusikan. Sejauh ini pun, kondisi logistik aman dan pantauan kami terhadap sejumlah titik banjir lambat laun sudah mulai surut," ujarnya.

Ketinggian air yang masih menggenang hingga siang ini adalah di kawasan Total Persada.

Berdasarkan pantauan VIVA.co.id di lokasi, ketinggian air ada yang mencapai atap rumah warga. salah satunya adalah rumah milik Edo Raharja.

Edo mengatakan, air masih menggenangi rumahnya sampai menyentuh bagian atap rumahnya. "Masih kerendam, tinggal atapnya saja yang kelihatan," kata Edo di lokasi, Selasa, 14 November 2016.

Ketinggian air di rumahnya bisa tinggi karena posisi rumah Edo berada di bawah, dan dekat dengan sungai. Sehingga, di rumahnya banjir bisa mencapai dua meter.

Menurut Edo, sebagian besar warga Total Persada memilih mengungsi di gelanggang olahraga Total Persada, sampai air surut dan rumah mereka bisa kembali ditempati. Sementara Edo dan keluarganya, lebih memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat yang lokasinya dekat dengan rumahnya yang terendam. 

(mus)